Indonesia Bakal Untung! Dihantui Nasib Sial, Ganda Putri Malaysia Kini Kehilangan ‘Jiwa Pembunuh’

Kamis, 23 Maret 2023 13:50 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Prio Hari Kristanto
© Instagram@pearthin_fans
Pearly Tan/Thinaah Muralitharan kembali mengalami nasib sial usai tersingkir di Swiss Open 2023, yang bisa memberikan keuntungan untuk Indonesia. Instagram@pearthin_fans Copyright: © Instagram@pearthin_fans
Pearly Tan/Thinaah Muralitharan kembali mengalami nasib sial usai tersingkir di Swiss Open 2023, yang bisa memberikan keuntungan untuk Indonesia. Instagram@pearthin_fans

FOOTBALL265.COM – Ganda putri Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan kembali mengalami nasib sial usai tersingkir di Swiss Open 2023, yang bisa memberikan keuntungan untuk Indonesia.

Pearly Tan/Thinaah Muralitharan tengah menjadi sorotan karena kembali mencatatkan hasil buruk di dua turnamen terakhirnya.

Sebelumnya Pearly/Thinaah tersingkir pada babak 32 besar All England 2023 yang berlangsung pada 14-19 Maret akhir pekan lalu.

Saat itu, ganda putri andalan Negeri Jiran kalah lewat rubber games dengan skor 13-21, 21-15 dan 15-21 dari wakil Jepang, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, pada babak pertama.

Kemudian kembali kalah di babak awal usai tumbang 15-21, 21-14 dan 16-21 atas pemain non-unggulan asal Chinese Taipei, Lee Chia Hsin/Teng Chun Hsun, di 32 besar Swiss Open 2023.

Kalah secara beruntun di dua turnamen terakhir tentu membuat Pearly Tan/Thinaah Muralitharan menjadi sorotan.

Bahkan Hoo Thien How selaku pelatih ganda mengatakan bahwa anak didiknya bak kehilangan hasrat ‘pembunuh’.

“Yang saya lihat di dua turnamen ini, serangan mereka tidak berhasil membunuh lawan,” kata Hoo Thien How, dilansir dari BHarian.

“Ketika lawan menyerang, mereka hanya bertahan tanpa ada ide, hanya mengembalikan bola sehingga memudahkan lawan untuk membunuh mereka,” jelasnya.

Selain itu, Hoo Thien How juga mengatakan bahwa Pearly Tan/Thinaah Muralitharan kerap melakukan kesalahan sendiri hingga tersingkir di All England dan Swiss Open 2023. Penurunan performa ini bisa memberikan keuntungan untuk Indonesia.