Belum Dapat Hall of Fame BWF? Taufik Hidayat Bisa Contoh Kesabaran Christian Hadinata

Minggu, 4 Juni 2023 09:47 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Alfia Fadilla/INDOSPORT
Legenda bulutangkis Indonesia, Christian Hadinata. Foto: Alfia Fadilla/INDOSPORT. Copyright: © Alfia Fadilla/INDOSPORT
Legenda bulutangkis Indonesia, Christian Hadinata. Foto: Alfia Fadilla/INDOSPORT.
Christian Hadinata: Butuh 15 Tahun untuk Hall of Fame BWF

BL bernama Bayu Arisandy tersebut juga menyebut Christian Hadinata yang dengan sabar menunggu selama 15 tahun sampai akhirnya masuk Hall of Fame BWF.

Dipahami Christian Hadinata aktif bermain bulutangkis sampai 1986 ketika dia gantung raket. Namun, namanya baru masuk Hall of Fame setelah penantian selama 15 tahun.

Sekedar informasi, Hall of Fame BWF sendiri baru pertama kali diselenggarakan pada tahun 1997 atau 10 tahun setelah Christian Hadinata pensiun.

“Sebagai contoh Christian Hadinata bermain sampai 1986, dia diberikan penghargaan Hall Of Fame tahun 2001 atau 15 tahun setelah pensiun,

"Seharusnya Taufik Hidayat bersabar, tidak perlu downgrading Lee Chong Wei dan pemain lain hanya karena beum diberikan gelar tersebut,” lanjut Bayu Arisandy.

“Dipikir juga seperti itu.BWF sudah punya list tinggal tunggu setiap tahun rilis, gak usah takut kalau emang prestasi mumpuni sebelum pensiun yah bakal dimasukin juga.belum diberikan gelar tersebut,” tambahnya.

Saat dianugerahi Hall of Fame pada 2001 silam, Christian Hadinata menjadi legenda Indonesia ketiga setelah Rudy Hartono (1997) dan Dick Sudirman (1997).

Christian Hadinata merupakan pemain dan pelatih spesialis ganda yang paling konsisten.

Sebagai pemain, sederet torehan emas diraih, yakni dua kali Juara Dunia, empat kali Piala Thomas (1973, 1976, 1979, 1984), juara Asian Games, Kejuaraan Asia, SEA Games dan masih banyak lagi.

Di era karier bermainnya, Christian Hadinata bermain di ganda putra dan ganda campuran bersama Atik Jauhari, Retno Kustijah, Ade Chandra, Bobby Ertanto, Lius Pongoh, Ivana Li, Hadibowo, hingga Liem Swie King.

Selanjutnya, setelah Christian Hadinata, sejumlah legenda Indonesia juga mampu masuk ke dalam Hall of Fame BWF seperti Liem Swie King (2002), Susy Susanti (2004), Tjun Tjun/Johan Wahjudi (2009), dan Rexy Mainaky/Ricky Soebagdja (2009)

Liliyana Natsir menjadi pemain Indonesia terakhir yang masuk Hall of Fame. Spesialis ganda campuran ini gantung raket pada 2019, namun dia mendapatan anugerah tersebut tiga tahun kemudian karena prestasinya.

Dia menorehkan prestasi membanggakan, seperti medali emas Olimpiade Rio 2016, medali perak Olimpiade Beijing 2008, empat kali juara dunia dengan dua pasangan berbeda, dua kali juara Asia dan berbagai title bergengsi lainnya.

Sumber: Twitter