Ramai Degradasi Bobby Setiabudi, Ini Alasan BL Minta PBSI Perhatikan Ganda Campuran
Ada beberapa sebab mengapa sektor ganda campuran Indonesia kering prestasi dan kemudian menjadi perhatian. Hal ini sempat diungkapkan oleh eks pelatih ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky pada 2022 lalu.
Seperti dilansir dari Antaranews, ekspektasi para penggemar badminton menjadi salah satu hal yang menyebabkan ganda campuran belakangan kurang berprestasi.
“Orang-orang kan membayangkan bahwa ganda campuran Indonesia seharusnya seperti zaman Tontowi/Liliyana,” ungkap Richard Mainaky.
“Selepas Tontowi/Liliyana pensiun, ada putus regenerasi selama dua tingkat, sehingga semua harus dimulai dari awal lagi. Harus kerja keras dan sabar,” imbuh Richard.
Para penggemar bulutangkis masih terbayang pada sosok Liliyana Natsir yang mampu meraih prestasi gemilang.
Salah satu keberhasilan Liliyana Natsir adalah saat bersama Tontowi Ahmad mendapatkan medali emas Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.
Selepas pensiunnya padangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Indonesia sebenarnya masih memiliki beberapa pemain jempolan.
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti sempat mendapatkan prestasi gemilang dengan meraih juara pada tahun 2019-2020.
Denmark Open 2019 dan French Open 2019 menjadi dua kompetisi yang mengawali kegemilangan Praveen/Melati, sebelum kemudian mendapatkan gelara All England 2020.