In-depth

Noda Hitam Kejuaraan Dunia Bulutangkis, Pernah Ada Dugaan Match Fixing

Jumat, 18 Agustus 2023 14:30 WIB
Penulis: Miranti | Editor: Indra Citra Sena
© Andrew Matthews - EMPICS/PA Images via Getty Images
Dugaan match fixing di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2003. Copyright: © Andrew Matthews - EMPICS/PA Images via Getty Images
Dugaan match fixing di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2003.
Pernah Ada Dugaan Match Fixing

2. Dugaan Match Fixing Ganda Putri China

Sebelum Misha Zilberman, ada kejadian menghebohkan di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2003 yang menerpa dua ganda putri China, Yang Wei/Zhang Jiewen dan Gao Ling/Huang Sui.

Ya, di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2003 saat itu, Yang Wei/Zhang Jiewen dan Gao Ling/Huang Sui pernah jadi perbincangan di kalangan Badminton Lovers (BL) karena dugaan match fixing.

Dugaan pengaturan skor atau match fixing Yang Wei/Zhang Jiewen dan Gao Ling/Huang Sui tersebut sebagaimana dilansir dari desas-desus di forum Badminton Central.

Dugaan kronologinya, saat itu China memiliki dua dari tiga pasangan ganda putri yang menjadi unggulan di Kejuaraan Dunia 2003 di Birmingham.

Karena Yang Wei/Zhang Jiewen satu-satunya yang tidak termasuk unggulan, kekalahan telak 11-15 dan 3-15 dari Gao Ling/Huang Sui tersebut disinyalir sebagai match fixing.

Disinyalir match fixing ganda putri China tersebut karena keinginan pelatih negaranya untuk memiliki keinginan agar dua unggulannya bisa terus melaju jauh.

Apalagi andaikata Yang Wei/Zhang Jiewen yang meraih kemenangan, lawan berikutnya di semifinal adalah unggulan kedua dari Denmark, Rikke Olsen/Ann-Lou Jorgensen, unggulan kedua.

Tidak diketahui pasti apakah dugaan match fixing antara Yang Wei/Zhang Jiewen dan Gao Ling/Huang Sui benar adanya atau cuma sebatas prasangka.

Namun melansir forum di Badminton Central, ketua tim dari beberapa negara dan sekretaris IBF menuduh wakil China melakukan match fixing.

Demikian sekilas noda-noda hitam Kejuaraan Dunia Bulutangkis, dari kisah Misha Zilberman (2015) hingga Yang Wei/Zhang Jiewen dan Gao Ling/Huang Sui (2003).