Kisah Gemilang Tim Indonesia Juara Umum Arctic Open 2019, Bisakah Terulang?
Diceritakan sekilas, tim bulutangkis Indonesia memang memiliki sejarah cukup manis di ajang Arctic Open sejak pertama kali digelar pada tahun 1990.
Sejauh ini, Denmark memang menjadi negara paling sukses dengan perolehan lebih dari 33 gelar juara Arctic Open diikuti Inggris, dan Rusia.
Indonesia adalah negara dari Benua Asia tersukses yang menempati posisi keempat dalam tabel perolehan gelar juara di Arctic Open.
Ada total delapan gelar juara didapat kontingen Indonesia, masing-masing satu dari tunggal putri, empat ganda putra, dan tiga ganda campuran.
Dalam dua edisi terakhir penyelenggaraan Arctic Open, yakni pada 2018 dan 2019, Indonesia fantastis menjadi juara umum.
Di Arctic Open 2018, Indonesia menyabet tiga gelar juara yang disumbang oleh Gregoria Mariska, Akbar Bintang Cahyono/Muhammad Reza Pahlevi, dan Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami.
Sementara pada Arctic Open 2019, Indonesia kembali menjadi juara umum dengan dua gelar juara dari Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri dan Rehan Naufal Kusharjanto.
Masalahnya para juara bertahan tersebut tidak ada yang akan tampil di Arctic Open 2023 mengingat PBSI hanya mengirimkan enam wakilnya saja.
Selain Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan, ada pula Shesar Hiren Rhustavito, Chico Aura Dwi Wardoyo, Dejan Ferdinansyah/Gloria Widjaja, dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Secara drawing keenam pebulutangkis Indonesia itu memang tidak ada yang mudah. Jadi kini kemungkinannya hanya ada dua, apakah tekanan publik semakin membebani mereka, atau justru Ahsan/Hendra dkk kian terlecut untuk kembali mengulang manisnya juara umum Arctic Open.