Mengenang Momen Yayuk Basuki Tantang Martina Navratilova di Wimbledon
FOOTBALL265.COM - Mengenang momen terbaik petenis putri andalan Indonesia, Yayuk Basuki saat menantang Martina Navratilova di ajang Wimbledon.
Nama Yayuk Basuki sendiri memang dikenal sebagai salah satu atlet tenis berprestasi dan terbaik Indonesia pada era akhir 90-an. Tercatat, petenis kelahiran Yogyakarta tersebut telah meraih sejumlah gelar bergengsi ajang WTA dan ITF.
Beberapa gelar WTA pada nomor perorangan yang pernah dimenangkan Yayuk Basuki antara lain Pattaya Open, Malaysia Open, Indonesia Open, hingga China Open.
Sedangkan turnamen ITF yang berhasil ia raih adalah Indonesia Open dan Bangkok Open untuk nomor tunggal putri. Serta Australia Open, Japan Open, Italy Open, hingga US Open pada nomor ganda.
Selain itu, Yayuk Basuki juga berhasil mengharumkan nama Indonesia di ajang Asian Games. Terbukti ada empat medali emas dari nomor perorangan dan beregu yang mampu ia raih pada tahun 1986, 1990 dan 1998.
Selama aktif bermain, Yayuk Basuki pernah menjadi petenis Indonesia dengan peringkat di WTF yakni saat menduduki ranking 19 di nomor tunggal pada Oktober 1997 lalu.
Yayuk Basuki juga pernah tampil di turnamen Grand Slam. Sebagai informasi, Grand Slam merupakan turnamen tenis dengan level tertinggi mulai dari peserta, poin peringkat, publikasi, sponsor hingga hadiah.
Ada empat turnamen yang masuk kategori grand slam yakni Australia Terbuka (biasanya digelar pada bulan Januari), Prancis Terbuka (bulan Mei), Wimbledon (Juni/Juli), dan AS Terbuka (Agustus/September).
Jika diibaratkan, ajang Grand Slam serupa dengan turnamen kelas Super 1000 dalam ajang badminton seperti All England, China Open, ataupun Indonesia Open.
Tercatat, Yayuk Basuki pernah mewakili Indonesia pada empat turnamen tenis mayor tersebut baik nomor perorangan maupun ganda.
Salah satu penampilan terbaiknya terjadi di event Wimbledon tahun 1992 silam. Pada ajang tersebut, Yayuk Basuki tidak cuma mengharumkan nama Indonesia melainkan membuat bangga negara Asia Tenggara lantaran menjadi satu-satunya petensi ASEAN yang sukses melangkah jauh.
Lantas seperti apa kisah Yayuk Basuki saat tampil di ajang Wimbledon tersebut? Lebih lengkapnya berikut INDOSPORT coba merangkum serta menulisnya.
1. Yayuk Basuki vs Martina Navratilova
Pada ajang Wimbledon tahun 1992 lalu, Yayuk Basuki yang menjadi satu-satunya wakil Indonesia memulai perjalanan dari putaran pertama dengan menghadapi Florencia Labat dari Argentina.
Dalam pertandingan perdana tersebut, Yayuk Basuki berhasil menang muda dengan dua set melalui skor telak 6-2 dan 6-2. Kemenangan itu membuat Yayuk melangkah ke babak kedua, dan telah ditunggu oleh petenis Jerman, Sabine Hack.
Lagi-lagi, Yayuk Basuki mampu menang dengan dua set langsung yakni dengan skor 7-6 dan 5-3. Melangkah ke babak ketiga, tunggal putri Indonesia itu kembali berhadapan dengan lawan tangguh dan kali ini giliran Anke Huber yang menjadi musuh.
Sebagai informasi, Anke Huber merupakan salah petenis putri yang cukup dikenal saat itu bahkan ia menempati unggulan kesepuluh pada turnamen Wimbledon 1992 lalu.
Selain itu, Anke Huber juga berhasil dua kali melangkah ke partai perempat final Australian Open (salah satu dari ajang Grand Slam) pada tahun 1991 dan 1992.
Namun kecepatan pukulan Yayuk Basuki di putaran ketiga mampu mengatasi perlawanan Anke, bahkan Yayuk kembali meraih kemenangan dengan dua gim langsung yakni dengan skor 6-2 dan 6-3.
Sayang, penampilan gemilang unggulan Indonesia harus terhenti di putaran keempat saat berhadapan dengan Martina Navratilova, petenis asal Amerika Serikat yang juga unggulan keempat pada turnamen Wimbledon.
Martina Navratilova sendiri bukan petenis sembarangan. Dirinya bahkan telah meraih sembilan gelar Wimbledon sebelum tampil di melawan Yayuk Basuki tahun 1992 lalu.
Meski menghadapi Yayuk Basuki yang saat itu berjarak 14 tahun lebih muda darinya, Martina Navratilova berhasil meraih kemenangan dengan angka 7-5 dan 6-2.
Pengalaman Martina sangat terlihat dan menjadi senjata mematikannya pada pertandingan putaran keempat kemarin, Yayuk yang memiliki keunggulan kecepatan dibuat mati kutu lewat pukulan akuratnya.
Perjuangan Yayuk di Wimbledon 1992 pun terhenti, meski begitu ia tetap menorehkan catatan manis lantaran dirinya menjadi satu dari tiga petenis putri Asia yang sukses melangkah hingga putaran empat pada ajang yang berlangsung di London tersebut.