Mona Santoso, Eks Pebulutangkis Indonesia yang Hijrah ke Amerika Serikat
FOOTBALL265.COM - Mengenal Mona Santoso, salah satu mantan pemain bulutangkis putri Indonesia yang hijrah ke Amerika Serikat dan berhasil meraih gelar juara.
Indonesia sendiri memang dikenal sebagai salah satu negara penghasil atlet badminton terbaik di dunia, tidak heran jika banyak pebulutangkis Tanah Air kerap bertengger di podium juara sejumlah turnamen besar BWF.
Bahkan sampai saat ini ada beberapa rekor bulutangkis Indonesia yang belum dipecahkan. Di antaranya rekor gelar All England terbanyak secara berturut-turut yang diraih tunggal putra Rudy Hartono.
Pebulutangkis kelahiran Surabaya tersebut berhasil memenangkan All England berturut-turut sebanyak 7 kali, mulai dari tahun 1968 hingga 1974 dan kembali menjadi juara tahun 1976.
Atas prestasinya tersebut, dirinya yang telah memenangkan 8 gelar All England masuk dalam catatan Guinness Book of Record sebagai pemain tunggal putra yang paling banyak juara.
Tidak cuma rekor, beberapa pebulutangkis Indonesia pun kerap kali menguasai ranking BWF dan teranyar ada dua ganda putra Tanah Air yang kini menduduki peringkat satu dan dunia BWF.
Mereka adalah Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya sebagai pemuncak BWF, serta pasangan ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang berada di bawahnya.
Saking banyaknya atlet berprestasi di Indonesia, menjadikan persaingan untuk menembus pelatnas sangatlah ketat bahkan tidak jarang para peraih juara harus tersingkir dari pemusatan latihan nasional akibat inkonsistensi prestasi.
Dengan persaingan ketat di Tanah Air tersebut, banyak pebulutangkis Indonesia yang memutuskan hijrah keluar negeri dan berkarier di sana. Bahkan ada yang sampai membela negara baru mereka di sejumlah ajang BWF.
Salah satu atlet badminton yang memutuskan berkarier di luar negeri adalah Mona Santoso. Spesialis tunggal putri dan ganda tersebut memperkuat Amerika Serikat pada beberapa turnamen bahkan berhasil meraih gelar juara.
Lantas seperti apakah kiprah serta perjalanan Mona Santoso saat masih aktif membela Indonesia, hingga perjalanan karirnya di Amerika Serikat? Lebih lengkapnya berikut INDOSPORT coba merangkum serta menulisnya.
1. Tunggal Putri Potensial Indonesia
Mona Santoso lahir tanggal 17 Agustus pada tahun 1982 silam, dirinya memulai karir badminton sejak usia dini dan berhasil masuk dalam skuat Indonesia pada usia 16 tahun.
Pada masa remajanya, Mona Santoso diprediksi menjadi tunggal putri andalan Indonesia terlebih saat ia sukses menjadi juara di ajang Hong Kong Junior Championships tahun 1998.
Setahun berselang, Mona berhasil membantu Indonesia meraih medali perak pada ajang Asian Junior Championships 1999. Pencapaian yang semakin melambungkan namanya di dunia bulutangkis nasional saat itu.
Terbukti, di tahun berikutnya ia kembali mempersembahkan medali juara buat Indonesia, bahkan kali ini di ajang yang lebih besar yakni World Junior Championships tahun 2000.
Namun bukan medali emas yang diberikan, pada kejuaraan dunia bulutangkis junior tersebut. Mona dan para penggawa Indonesia lainnya hanya bisa menempati peringkat ketiga di bawah China dan Korea Selatan.
Meski dikenal sebagai atlet tunggal, namun Mona Santoso juga beberapa kali menjadi juara pada sektor ganda. Bahkan ia sempat menjadi partner Vita Marissa dan mendapatkan beberapa gelar juara.
Diantaranya adalah Indonesian National Championships tahun 1999, serta peringkat kedua pada ajang Chinese Taipei Open tahun 2009.
Pada tahun 2005, Mona Santoso sempat banting setir menjadi pelatih di Pola Bugar Club Jakarta, namun hal tersebut hanya berlangsung setahun.
Mona pun memutuskan hijrah ke Sunnyvale Community Center di Sunnyvale, California pada tahun 2006 dan kembali memulai karier badmintonnya di sana.
Hanya butuh dua tahun, Mona Santoso pun langsung meraih gelar juara di bawah bendera Amerika Serikat. Gelar pertama yang diraihnya adalah U.S. National Championships 2008.
Bahkan ia berhasil menjadi juara pada dua nomor sekaligus saat itu, yakni ganda putri bersama Lee Joo Hyun serta ganda campuran bersama Kowi Chandra.
Gelar tersebut kembali berhasil ia menangkan di tahun berikutnya melalui nomor ganda putri. Di tahun yang sama, Mona juga mencapai babak final BWF Grand Prix pertama di bawah bendera Amerika Serikat saat tampil di U.S. Open.
Sayangnya di babak puncak ia kalah dari wakil Kanada, Anna Rice lewat dua game langsung dengan skor 17–21 dan 9–21.