Kisah Unik Tjun Tjun Bersaudara yang Sempat Buat Heboh Jagat Bulutangkis
FOOTBALL265.COM - Tidak banyak yang tahu, jika legenda bulutangkis ganda putra Indonesia, Tjun Tjun merupakan adik dari pelatih legendaris Liang Chiu Sia. Lalu bagaimana kisah mereka berdua yang sempat menggemparkan jagat bulutangkis?
Nama legenda bulutangkis Tjun Tjun dan Liang Chiu Sia mungkin sudah tak lagi terdengar asing di telinga para pecinta bulutangkis Indonesia.
Bersama dengan Almarhum Johan Wahyudi, Tjun Tjun meraih segudang prestasi membanggakan di sektor ganda putra. Sementara Liang Chiu Sia sangat sukses sebagai eks pelatih tunggal putri Indonesia.
Namun siapa sangka jika kedua nama besar yang pernah menghiasi jagat bulutangkis Indonesia dan dunia tersebut ternyata merupakan kakak-beradik?
Bagaimana sepak terjang seorang Tjun Tjun dan Liang Chiu Sia di jagat bulutangkis sebagai seorang kakak-beradik? Berikut INDOSPORT.com merangkumnya untuk Anda:
Tjun Tjun
Tjun Tjun atau pemilik nama asli Liang Chun-sheng merupakan legenda ganda putra Indonesia kelahiran Cirebon, 4 Oktober 1952 yang berhasil meraih sejumlah kesuksesan di dunia bulutangkis.
Tjun Tjun tercatat pernah bermain di tiga sektor, yakni tunggal putra, ganda putra dan ganda campuran. Namun dari ketiga sektor tersebut, adik dari Liang Chiu Sia tersebut meraih kesuksesan di sektor ganda putra bersama Johan Wahyudi.
Di sektor ganda campuran, Tjun Tjun tercatat pernah meraih gelar Denmark Open ketika berpasangan dengan Regina Masli mengalahkan pasangan Klaus Kaagard/Joke Van Beusekom dalam pertandingan rubber game dengan skor 15–6, 7–15, 17–14 .
Sementara itu, di sektor tunggal putra, Tjun Tjun tercatat pernah menjadi runner-up dua kali di turnamen German Open ketika kalah dari Sture Johnsson dengan skor 5–15, 15–12, 5–15, lalu di Singapore Open saat harus mengakui keunggulan Iie Sumirat dengan skor 3–15, 14–15.
Setelah merasa tidak begitu berhasil di sektor tunggal putra, Tjun Tjun berhasil memilih fokus bermain di ganda putra. Bersama dengan Johan Wahyudi, ia berhasil mencatatkan rekor super fantastis di kejuaraan All England.
Duet Tjun Tjun/Johan Wahyudi diketahui berhasil merengkuh enam gelar All England pada tahun 1974, 1975, 1977, 1978, 1979, 1980 dan menjadi runner-up dua kali di tahu 1973 dan 1981.
Pasangan Tjun Tjun/Johan Wahyudi juga berhasil meraih gelar Juara Dunia di tahun 1977 usai mengalahkan pasangan senegara, yakni Christian Hadinata/Ade Chandra dengan skor 15–6, 15–4.
Sayangnya, di era keemasan Tjun Tjun/Johan Wahyudi, bulutangkis belum dipertandingkan secara resmi di Olimpiade, sehingga mereka belum pernah merasakan medali Olimpiade.
1. Liang Chiu Sia
Namun sepak terjang Tjun Tjun di turnamen beregu sangat luar biasa untuk Indonesia. Adik dari Liang Chiu Sia tercatat menjadi bagian dari skuat bulutangkis Indonesia yang meraih tiga gelar PialaThomas beruntun di tahun 1973, 1976, dan 1979.
Sementara di Asian Games, sepak terjangnya juga sangat luar biasa, Tjun Tjun berhasil meraih medali emas di kategori ganda putra dan medali perak di ganda campuran.
Demikian pula di turnamen SEA Games dan Asian Championships, Tjun Tjun juga berhasil mempersembahkan medali emas untuk Indonesia.
Liang Chiu Sia
Karier Lian Chiu Sia sebagai seorang atlet bulutangkis memang tidak sementereng dari adik kandungnya Tjun Tjun. Ia tercatat meraih medali emas di Asian Games 1974 dan 1978, Badminton Asia Championships 1975 dan Chinese National Badminton Asia Championhips.
Namun sebagai seorang pelatih, kemampuan seorang Liang Chiu Siah sudah tak lagi perlu dipertanyakan. Di bawah gemblengannya, lahir sejumlah nama besar seperti Susy Susanti, Mia Audina, Yuliani Santoso dan sederet pemain tunggal putri lainnya.
Dilansir dari situs olahraga Historia, meskipun Tjun Tjun berkewarganegaraan Indonesia, Liang Chiu Sia tetap berkewarganegaraan China setelah ia memutuskan pindah ke Negeri Tirai Bambu pada tahun 1960 bersama 100 ribu etnis Tionghoa setelah kerusuhan rasial di Cibadak tahun 1959.
Tahun 1987 ketika kembali ke Indonesia, Liang Chiu Sia kemudian melatih di klub PB Djarum, sebelum akhirnya diminta oleh PBSI melatih di Pelatnas dan akhirnya menghasilkan para pemain-pemain berbakat di bawah arahannya.
Susy Susanti dan Mia Audina adalah contoh nyata dari gemblengan Liang Chiu Sia dimana mereka berhasil meraih medali emas Olimpiade dan perak.