x

4 Juara Dunia Bulutangkis Junior yang Kariernya Ternoda, Ada yang Dihukum BWF

Sabtu, 24 Oktober 2020 19:38 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
Zulfadli Zulkiffli, pebulutangkis asal Malaysia.

FOOTBALL265.COM – Pandemi virus corona kembali membawa dampak besar ke dunia bulutangkis, yakni batalnya Kejuaraan Dunia Junior 2020. Ketidakpastian kondisi di masa pandemi dan larangan bepergian dari beberapa negara memaksa BWF dan Selandia Baru sebagai tuan rumah harus membatalkan turnamen ini pada Kamis (22/10/20) kemarin.

Apalagi tuan rumah untuk edisi tahun depan sudah ditentukan dan BWF tidak bisa memaksakan Kejuaraan Dunia 2020 diundur menjadi ke 2021. Sebagai gantinya, BWF sudah menetapkan Selandia Baru menjadi tuan rumah di tahun 2024 nantinya.

Kejuaraan Dunia Junior BWF sendiri telah menjadi wadah para pebulutangkis di bawah 19 tahun untuk unjuk gigi. Turnamen ini mulai dilaksanakan setiap dua tahun sekali sejak 2007, terdiri dari turnamen beregu campuran (Piala Suhandinata) dan individual (Piala Eye Level).

Baca Juga
Baca Juga

China masih merajai turnamen ini dengan menggondol total 174 medali, termasuk 65 emas. Sementara Indonesia berada di peringkat keempat negara tersukses dengan 75 medali yang terdiri dari 9 emas, 26 perak, dan 40 perunggu.

Sejumlah bintang bulutangkis dunia lahir dari ajang ini, seperti Gao Ling yang menang pada 1996 lalu menjadi Juara Dunia pada 2001, 2003, dan 2006. Tunggal putri Thailand, Ratchanok Intanon, bikin gebrakan dengan hattrick di level junior ini pada 2009-2011 dan akhirnya sukses menjadi Juara Dunia di level junior pada 2013.

Namun sayang, tak semua jebolan Kejuaraan Dunia Junior memiliki karier yang mulus juga di level senior. Termasuk empat pebulutangkis berikut yang kariernya ternodai dengan insiden miris.

Zulfadli Zulkiffli

Tunggal putra Malaysia ini menjadi juara dunia junior di edisi 2011. Saat itu ia mengalahkan pemain Denmark yang berstatus juara bertahan, Viktor Axelsen, dengan skor 21-18, 9-21, dan 21-19. Bersama tim Malaysia, ia juga menggondol medali emas di turnamen beregu campuran di tahun yang sama.

Zulkiffli juga sempat mengoleksi dua gelar turnamen level Grand Prix, yakni di Russian Open 2016 dan Brasil Open 2016. Di dua kesempatan itu, ia sama-sama menumbangkan wakil asal India.

Namun belum sempat kariernya berkembang di level senior, Zulfadli Zulkiffli malah tersangkut skandal match fixing dan dinyatakan bersalah oleh BWF pada 2018 lalu. Tepatnya pada 2013 hingga 2014, ia terbukti melakukan pengaturan skor di sejumlah turnamen badminton.

Baca Juga
Baca Juga

Tak cuma Zulkiffli, BWF juga menghukum pemain Malaysia lain yang bernama Tan Chun Seang karena melanggar kode etik dengan kasus serupa.

Akibatnya, Zulfadli Zulkiffli mendapat larangan bertanding selama 20 tahun alias sampai tahun 2038 nanti.


1. Maneepong Jongjit

Pasangan ganda putra Thailand, Bodin Issara/Maneepong Jongjit.

Pemain spesialis ganda ini mempersembahkan medali emas Kejuaraan Dunia Bulutangkis Junior pertama kalinya untuk Thailand pada 2009 silam. Saat itu ia menjadi juara bersama Rodjana Chuthabunditkul.

Di tahun yang sama pula, Maneepong juga ikut membawa Thailand meraih medali perunggu di sektor beregu campuran. Ia lalu mengoleksi beberapa medali dari Kejuaraan Asia, Summer Universiade, hingga SEA Games.

Di level senior, Maneepong Jongjit sempat menjadi juara di India Open 2012 dan runner up French Open 2012 bersama Bodin Issara di ganda putra. Namun karier keduanya sempat dinodai oleh insiden memalukan.

Baca Juga
Baca Juga

Setelah beberapa tahun berpasangan bersama Bodin Issara, mereka lalu bercerai pada Januari 2013. Maneepong lalu berpasangan dengan Nipitphon Puangpuapech dan menghadapi Bodin Issara dan partner barunya di final Canada Open 2013.

Di laga tersebut, entah apa yang diucapkan Maneepong Jongjit hingga membuat Bodin Issara mengamuk dan mulai mengejar sampai memukuli mantan partnernya itu. Issara pun diganjar kartu hitam dan hingga kini kejadian tersebut tercatat sebagai salah satu insiden paling memalukan di bulutangkis.

Yu Yang/Wang Xiaoli

Kedua pemain ini sempat menjadi juara dunia junior meski saat itu belum berpasangan. Yu Yang juara bersama Guo Zhendong pada 2002, lalu juara lagi bersama Tian Qing dan He Hanbin pada 2004. Sementara Wang Xiaoli juara pada 2006 bersama Ma Jin.

Yu Yang dan Wang Xiaoli lantas berpasangan di level senior dan menjadi salah satu ganda putri terbaik dunia. Terbukti dengan torehan medali emas Kejuaraan Dunia pada 2011 dan 2013.

Baca Juga
Baca Juga

Namun prestasi mereka sempat dinodai dengan insiden di sektor ganda putri Olimpiade 2012. Keduanya bersama Jung Kyung-eun, Kim Ha-na, Ha Jung-eun, dan Kim Min-jung dari Korea Selatan bersama Meiliana Jauhari dan Greysia Polii dari Indonesia, didiskualifikasi karena dianggap tak serius dalam bertanding dan sengaja ingin kalah demi keuntungan di babak selanjutnya.

Yu YangKejuaraan Dunia JuniorBulutangkisBerita BulutangkisKejuaraan Dunia Bulutangkis Junior 2020Zulfadli ZulkiffliManeepong Jongjit

Berita Terkini