Pasangan Unik, 2 Pebulutangkis Ini Dilatih oleh Istri Sendiri
FOOTBALL265.COM - Di dunia olahraga, memang tak banyak terlihat pasangan suami istri merangkap menjadi pasangan pemain dan pelatih, terlebih lagi sang istri yang menjadi pelatihnya.
Namun di dunia bulutangkis, terdapat dua pasangan di mana sang istri menjadi pelatih dari sang suami. Mereka adalah Sony Dwi Kuncoro dengan Gading Safitri, serta Eric Pang dengan Yao Jie.
Eric Pang dan Yao Jie
Yao Jie merupakan pebulutangkis profesional asal China yang menikah dengan pebulutangkis asal Belanda, Eric Pang. Pada 2002 silam, Yao melakukan migrasi dari China ke Belanda dan menjadi duta bulutangkis untuk Belanda.
Kisah hubungan pelatih dan pemain keduanya pun dimulai saat Yao memilih lebih dulu pensiun di tahun 2013 dan menjadi pelatih pribadi dari Eric. Ia pun mengaku jika dirinya tidak terganggu sama sekali dengan kenyataan bahwa jarangnya ada ikatan pemain dan pelatih yang merupakan pasangan suami istri.
Eric hanya ingin terus tampil sebaik mungkin di tiap pertandingannya. Selama didampingi istrinya sendiri, Eric mengaku senang karena sang istri sangat mendukung kariernya untuk terus tampil kompetitif.
Sedikit menilik ke belakang, prestasi Yao sebenarnya lebih mentereng daripada sang suami. Wanita yang kini berusia 43 tahun tersebut sukses memenangi empat gelar Belanda Open (2003, 2008, 2009, dan 2011), serta meraih medali emas di Kejuaraan Eropa 2002.
Di sisi lain, Yao juga memiliki akademi pelatihan bulutangkis sendiri di kampung halamannya di Wuhan, China.
1. Sony Dwi Kuncoro dan Gading Safitri
Sony Dwi Kuncoro merupakan salah satu pebulutangkis putra terbaik yang dimiliki Indonesia. Berbagai torehan ciamik sudah ia dapatkan, seperti medali perunggu Olimpiade Athena 2004, medali perak Kejuaraan Dunia 2007, membawa Indonesia juara Piala Thomas 2002, lima medali SEA Games, dan liga gelar juara superseries.
Namun, kariernya sempat menurun saat tidak lagi masuk di Pelatnas Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Sejak saat itu, Gading Safitri tidak hanya menjadi istrinya saja, tetapi juga merangkap menjadi pelatih dan manajer untuk Sony. Berbagai arahan, dorongan, dan nasihat dari sang istri membuat Sony mulai bangkit dari keterpurukan.
Menemani Sony dari nol lagi menjadikannya sebagai sebuah tantangan tersendiri. Namun, mereka berdua menjalaninya dengan enjoy dan menikmati prosesnya. Meski didampingi oleh istrinya sendiri, Sony dinilai tidak malas-malasan untuk terus berlatih. Bahkan bagi Gading Safitri, sang suami justru semakin serius menjalani latihan sesuai arahannya.
Untuk ke depannya, Safitri hanya berharap jika Sony tidak lagi bermain hingga rubber set karena akan sangat menguras tenaga. Belum lagi, faktor usia yang cukup tua membuat Sony jelas menghambat kecepatan gerakan dirinya. Benar saja, Sony sempat menelan kekalahan saat melawan atlet di level Sirnas dan dengan pemain yang lebih muda darinya.
Di sinilah tugas Safitri untuk terus mendampinginya dengan memberikan support terbaiknya. Sang istri pun mencoba membenahi semuanya dari awal, seperti persoalan asupan gizi, materi latihan intens, dan mencoba mengubah pola permainannya. Sebisa mungkin, Safitri menerapkan pola latihan yang membuat Sony merasa nyaman.
Kerja keras dari keduanya pun berbuah manis. Sony mulai bangkit dan bisa kembali menorehkan prestasi, seperti menjuarai Singapore Open 2016 lalu. Mengingat usianya yang sudah menginjak 36 tahun, Sony mengaku bahwa dirinya sudah tak lagi tertarik untuk mengikuti turnamen sekelas Olimpiade. Ia lebih memilih untuk mengikuti kejuaraan-kejuaraan tanpa harus dibebani target untuk tampil di Olimpiade.