Termasuk Huang Hua, 3 Juara Thailand Open yang Berpindah Negara
FOOTBALL265.COM – Yonex Thailand Open akan segera menyapa para pencinta bulutangkis dunia mulai 12 Januari hingga 17 Januari mendatang. Sejak diselenggarakan pada 1984 lalu, Thailand Open sudah menjadi saksi kehebatan para atlet tepok bulu tingkat dunia.
Indonesia patut berbangga karena dua wakilnya menjadi juara ketika Thailand Open pertama kali diadakan. Ketika itu, Icuk Sugiarto naik podium tertinggi di tunggal putra dan bahkan sukses juara back-to-back. Kemudian ganda putra kebanggaan Merah Putih, Christian Hadinata/Hadibowo juga menjadi juara.
Fakta membanggakan lainnya, Indonesia memiliki pemain-pemain yang mendapatkan gelar terbanyak di sektor tunggal putra dan putri. Joko Suprianto menjadi satu-satunya tunggal putra yang pernah hattrick beruntun di Thailand Open ketika juara 1992-1994.
Sementara legenda Indonesia lainnya, Susy Susanti, tercatat sebagai tunggal putri tersukses di Thailand Open. Mantan Kabid Binpres PBSI ini juara empat kali beruntun, tepatnya pada tahun 1991 hingga 1994. Hingga kini, belum ada pemain tunggal lain yang sanggup mematahkan atau setidaknya menyamai pencapaian Joko Suprianto dan Susy Susanti tersebut.
Selain catatan fantastis wakil Indonesia, Thailand Open juga menyimpan fakta-fakta menarik lain. Di sektor tunggal putri, ternyata ada tiga mantan juara yang berpindah kewarganegaraan. Siapa saja mereka? Berikut INDOSPORT berikan ulasan lengkapnya.
Huang Hua
Huang Hua merupakan mantan pebulutangkis tunggal putri kelahiran Guangxi, China. Ia menjadi salah satu pemain moncer di era 1990-an dan menjadi pesaing Susy Susanti. Di Olimpiade Barcelona 1992, ia membawa pulang medali perunggu untuk Negeri Tirai Bambu.
Di kejuaraan beregu, Huang Hua pernah membawa China menjadi juara Piala Uber secara back-to-back, yakni pada 1990 dan 1992.
Sementara itu, Thailand Open menjadi salah satu turnamen yang sukses ditaklukkannya. Pada 1990, Huang Hua naik podium tertinggi di Thailand Open dan bersama ganda putri Yao Fen/Lai Caiqin, ia membawa pulang gelar juara.
Indonesia rupanya menjadi negeri yang berkesan, usai ia bertemu dengan Tjandra Budi, pria yang masih ada hubugan keluarga dengan pelatihnya saat itu. Hubungan keduanya pun berlanjut dan mereka memutuskan menikah pada 1993. Kini, Huang Hua pun mengubah statusnya menjadi WNI dan tinggal di Klaten hingga saat ini.
1. Lim Xiaoqing
Lim Xiaoqing juga merupakan mantan tunggal putri China. Lahir pada 1967, kariernya mencaoai puncaknya di era 1980-an hingga 1990-an. Ia juga pernah menjadi tunggal putri nomor satu dunia pada Maret 1995 silam.
Di tahun itu pula ia sukses juara di Thailand Open usai mengalahkan wakil Korea Selatan, Ra Kyung-min, dengan skor 11-4 dan 11-0. Pencapaian terbaiknya adalah ketika ia menjuarai World Cup 1993.
Lim Xiaoqing memutuskan pindah ke Swedia dan malahan kariernya semakin menanjak. Ia juga tercatat memenangkan lima gelar di Kejuaraan Bulutangkis Eropa di sektor tunggal putri, ganda putri, dan beregu campuran.
Di Swedia pula ia menemukan tambatan hatinya, seorang pemain bulutangkis bernama Thomas Kihlstrom dan keduanya berakhir di pelaminan. Atas pencapaian apiknya di olahraga, Lim Xiaoqing masuk dalam Sports Walk of Fame di Stadiontorget, Malmo, Swedia pada 2018 lalu.
Yao Jie
Bukan rahasia lagi jika China merupakan pabriknya pra atlet bulutangkis. Namun di sisi lain, banyaknya pemain berbakat menjadikan persaingan di negara tersebut sangat sengit. Atas alasan itulah Yao Jie memutuskan untuk migrasi ke Belanda.
Sejak pindah ke Negeri Kincir Angin, Yao Jie telah menang Dutch Open empat kali di sektor tunggal putri (2003, 2008, 2009, dan 2011) dan Thailand Open dua kali (2004 dan 2005).
Yao Jie juga akhirnya menikahi pemain bulutangkis Belanda bernama Eric Pang pada Januari 2009 lalu. Ia kini memiliki akademi bulutangkis sendiri di Wuhan dan menjadi duta Bulutangkis Belanda dalam hal olahraga serta pertukaran budaya antara Belanda-China.