Gagal Total di Piala Thomas 2022, Media Malaysia Desak BAM Rombak Formasi Pelatih
FOOTBALL265.COM – Kegagalan Malaysia di ajang Piala Thomas 2022 pun membuat media lokal menilai bahwa perlu adanya perombakan besar-besar di susunan pelatih tunggal.
Sebagai diketahui, tim putra Malaysia tersingkir usai menelan kekalahan tipis 2-3 atas tim bulutangkis India di perempat final, Kamis (12/05/22).
Kekalahan tersebut tentunya cukup menyakitkan, apalagi Malaysia datang dengan ambisi besar untuk merebut trofi Piala Thomas 2022.
Hal ini pun membuat media Malaysia, BHarian, menyoroti kegagalan tersebut melalui artikel berjudul “Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) perlu merombak susunan pelatih individu”.
Media Malaysia menilai bahwa BAM harus mengambil di sektor pemain tunggal jika memang serius ingin mengangkat trofi ajang supermasi tersebut.
“BAM perlu mengambil keputusan drastis untuk mempercepat peningkatan performa para pemain tunggal putra Tanah Air jika memang benar-benar serius untuk kembali mengangkat trofi Piala Thomas,” tulis pernyataan BHarian.
Maka dari itu, BHarian menilai BAM perlu segera merombak susunan staf kepelatihan, dengan perlu mendatangkan pelatih yang diyakini mampu membentuk pemain nasional dengan 'mentalitas juara'.
Apalagi BAM masih mengandalkan pelatih yang sudah 13 tahun membela timnas tanpa prestasi membanggakan bisa dianggap absurd. Di sisi lain, mungkin sang pelatih juga sudah kehabisan ide untuk membantu lini pemain nasional saat ini.
Oleh karena itu, napas baru perlu disuntikkan untuk memungkinkan pemain menerima pendekatan pelatihan yang lebih segar untuk mempercepat proses peningkatan kinerja mereka.
Apakah pelatih lokal atau asing, terserah kebijaksanaan BAM untuk memutuskan tetapi yang paling penting perubahan harus dilakukan.
1. Malaysia Butuh Pelatih Kompeten
Lebih lanjut, BHarian menyebut bahwa Malaysia tidak pernah kekurangan pemain muda berbakat dengan Ng Tze Yong, Leong Jun Hao, Aidil Sholeh Ali Sadikin dan beberapa pemain lainnya yang masing-masing memiliki kualitas sendiri.
Namun, mereka membutuhkan pelatih yang mampu menonjolkan potensi sebenarnya dan membangun karakter mereka untuk menjadi 'juara' baik di dalam maupun di luar lapangan.
Dengan pelatih yang tersedia saat ini, berdasarkan apa yang dilihat bahwa para pemain muda Tanah Air terus berjuang untuk menemukan ritme mereka.
Serta yang lebih mengkhawatirkan sering menghadapi masalah 'robek mental' ketika harus turun dalam pertandingan yang pahit.
Itulah yang terjadi saat Malaysia kalah 2-3 dari India di perempat final Piala Thomas di Bangkok, baru-baru ini.
Bukan berarti Tze Yong dan Jun Hao yang kalah dalam pertandingan tersebut tidak bagus namun mereka masih tertinggal jauh dibandingkan dengan lawan yang dihadapi.
Inilah yang perlu segera dibenahi, yaitu memperkecil jarak antara pemain muda dengan pemain papan atas dari negara lain.
Jika tidak ada tindakan drastis mulai sekarang, bukan tidak mungkin masa suram kembali terjadi, seperti saat Malaysia hanya bergantung pada Lee Chong Wei pada masa lalu.
Malaysia beruntung karena Lee Zii Jia kini sudah mulai membuktikan dirinya bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan Lee Chong Wei meski kini memilih sebagai pemain independen.
BHarian juga meminta BAM untuk segera mengambil keputusan secepat mungkin jika Malaysia memang serius mencoba mengakhiri kemarau panjang untuk tampil sebagai juara Piala Thomas di edisi berikutnya dalam dua tahun mendatang.
2. Lee Chong Wei Kecewa dengan Hasil di Piala Thomas 2022
Legenda bulutangkis Malaysia, Lee Chong Wei, menyebut negaranya tak mungkin menjuarai Piala Thomas lagi karena buruknya sektor tunggal putra.
Dunia bulutangkis kini tengah diramaikan oleh gelaran Piala Thomas dan Uber 2022 yang digelar di Bangkok, Thailand, 8-15 Mei 2022.
Baca selengkapnya: Marah Lihat Kualitas Tunggal Putra, Lee Chong Wei Sebut Malaysia Tak Mungkin Juara Piala Thomas Lagi