Kisah Yeremia Rambitan di 2022: Juara Asia, Dihujat, Hingga Cedera dan Tangisan di Indonesia Open
FOOTBALL265.COM – Tahun 2022 jadi tahun yang kompleks bagi Yeremia Rambitan. Melambung sebagai juara Asia, ia diterpa hujatan dan kini alami cedera horor di Indonesia Open.
Momen pilu terjadi di perempat final Indonesia Open 2022, ketika wakil Indonesia yakni Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan menghadapi Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
Pramudya/Yeremia sejatinya mengawali laga dengan baik. Meski kalah peringkat, pasangan juara Asia itu berhasil merebut set pertama dengan 21-14.
Sayangnya, di set kedua, Aaron/Soh yang berstatus unggulan 5 berhasil bangkit sementara Pramudya/Yeremia justru kehilangan fokus. Akibatnya, Aaron/Soh pun merebut set kedua dengan 21-12 dan memaksakan digelarnya set ketiga untuk menentukan kemenangan.
Di set penentu, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan kembali menemukan kembali permainan terbaik mereka dan berhasil mencapai interval dengan keunggulan 11-7.
Pramudya/Yeremia pun terus melaju dan sudah berada di ambang kemenangan, saat mencapai match point 21-17. Namun, petaka terjadi di momen krusial ini.
Dalam upayanya menyambar shuttlecock di depan net, Yeremia kehilangan keseimbangan dan terjatuh di lapangan samb. Laga pun terhenti dan dokter BWF kemudian memberikan perawatan.
Seusai dirawat, Yeremia memutuskan untuk kembali melanjutkan pertandingan. Namun, kondisinya menurun drastis dengan ia tak mampu banyak bergerak di lapangan. Dalam situasi seperti ini, Aaron/Soh pun berhasil menambah dua poin tambahan sehingga kedudukan menjadi imbang 20-20.
Yeremia sempat kembali meminta perawatan. Namun meski terpincang-pincang, ia memutuskan untuk terus melanjutkan laga. Namun, kondisinya yang tak optimal akhirnya membuat Aaron Chia/Soh Wooi Yik menutup set ketiga dengan kemenangan 22-20.
Sesuai laga, Yeremia Rambitan pun langsung berbaring di lapangan. Usai dihampiri kubu lawan termasuk pelatih Malaysia, Rexy Mainaky, Yeremia pun dibawa keluar lapangan dengan kursi roda sambil berlinang air mata.
1. Jadi Juara Asia
Tangisan dan cedera horor yang dialami Yeremia Rambitan di Indonesia Open 2022 pun membuat tahun 2022 ini menjadi tahun yang benar-benar penuh naik turun bagi partner Pramudya Kusumawardana itu.
Ganda putra Indonesia Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan sejatinya mengawali musim kompetisi bulutangkis 2022 ini dengan tak terlalu baik.
Di All England 2022, Pramudya/Yeremia langsung tumbang di babak pertama dari rekan sesama pelatnas, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, 18-21 19-21.
Meski demikian, penampilan PraYer kemudian membaik di turnamen berikutnya yakni Swiss Open, di mana mereka berhasil mencapai semifinal, sebelum disingkirkan Goh Sze Fei/Nur Izzuddin.
Sukses menembus semifinal di Swiss Open yang menjadi rekor terbaik mereka di ajang tersebut, penampilan Pramudya/Yeremia kembali menurun.
Tampil beruntun di Korea Open 2022 dan Korea Masters 2022, mereka kembali tersingkir di babak-babak awal.
Di Korea Open, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan tersingkir di babak kedua, sementara di Korea Masters mereka bahkan langsung kandas di babak pertama.
Meski demikian, hasil buruk di Korea itu dibayar lunas oleh Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan di Badminton Asia Championship yang digelar dengan jeda sepekan setelah Korea Masters.
Bagaimana tidak, Pramudya/Yeremia berhasil menjadi juara dengan mengalahkan Aaron Chia/Soh Wooi Yik 23-21 21-10 dan dengan demikian menjadi juara Asia.
Perjalanan mereka menuju gelar juara pun terbilang spektakuler. Tak hanya mengalahkan Aaron/Soh, PraYer juga menyingkirkan unggulan lain yakni Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di semifinal dan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi di perempat final.
2. Pelecehan Seksual dan Panen Hujatan
Selepas Badminton Asia Championship, Pramudya/Yeremia yang absen di Piala Thomas pun kemudian mengalihkan fokus mereka ke SEA Games 2021.
Gagal membawa tim putra Indonesia meraih medali emas di nomor beregu, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan sejatinya tampil cukup baik di nomor perorangan.
Mereka berhasil mencapai babak final, sebelum akhirnya kalah dari rekan sesama pelatnas Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, dan harus puas dengan medali perak.
Meski demikian, torehan medali perak itu harus ternoda dengan ulah Yeremia Rambitan yang melakukan pelecehan seksual terhadap salah satu volunteeer SEA Games.
Ketika itu, dalam sebuah video yang diunggah di media sosial, Yeremia sedang berada dalam di bus bersama rekan-rekannya dan mengucapkan salam perpisahan kepada para volunteer.
Namun, Yeremia justru melontarkan kata-kata tak pantas yang ditujukan kepada salah satu volunteer. “I love you, I want to f*** you,” kata Yeremia ketika itu. Sontak, also langsung viral dan menuai kecaman dan hujatan dari berbagai pihak. Tak sedikit pula yang meminta PBSI memberikan hukuman.
Yeremia sendiri kemudian meminta maaf atas ulahnya itu dan mengaku sudah menerima teguran keras. Di sisi lain, PBSI pun akhirnya tak menjatuhkan sanksi dan tetap mengizinkannya tampil di turnamen-turnamen berikutnya.
Selepas insiden di SEA Games itu, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan pun kemudian tampil di Indonesia Masters 2022 di mana mereka kandas di babak kedua.
Setelah itu, mereka kembali berlaga di Indonesia Open 2022 yang kemudian berakhir dengan cedera horor dan tangisan Yeremia. Hingga kini, masih belum diketahui separah apa kondisi Yeremia dan berapa lama ia harus absen dari dunia bulutangkis.
Namun dengan bakat besarnya dan mental juangnya yang tinggi yang dibuktikan dengan menembus perempat final Indonesia Open 2022 usai menerima hujatan di SEA Games, tentu banyak pihak berharap Yeremia Rambitan bisa kembali pulih dan kembali ke performa terbaiknya.