Mengenang Reli Maut The Daddies vs Yuta/Endo, Penonton Sampai Tak Berhenti Standing Applause!
FOOTBALL265.COM – Mari mengenang reli maut dan defens jahat dari Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan vs Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe di babak final New Zealand Open 2019.
Sekadar informasi, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan memang dikenal memiliki rivalitas sengit dengan banyak ganda putra di seluruh dunia.
Hal itu tak lepas dari pencapaian mentereng yang ditorehkan oleh pasangan berjuluk The Daddies ini, termasuk saat menyabet gelar Juara Dunia 3 edisi ( 2013, 2015, 2019).
Salah satu musuh bebuyutan Ahsan/Hendra Adalah ganda putra alot dan super gigih asal Jepang, Hiroyuko Endo/Yuta Watanabe.
Meski Hiroyuko Endo/Yuta Watanabe dikenal sebagai ‘penghancur ganda putra Indonesia’ seperti Kevin/Marcus, namun mereka justru kalah head to head 2-6 dari Ahsan/Hendra.
Statistik ini pun mencerminkan bagaimana Ahsan/Hendra sangat superior atas Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe tiap kali berjumpa.
Salah satu perjumpaan panas mereka yang cukup memorable adalah di final New Zealand Open 2019 di Eventfinda Stadium, 30 April-5 Mei 2019.
Menjadi rangkaian turnamen Super 300, meski Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menjadi juara, namun mereka harus melalui laga dengan susah payah atas Hiroyuko Endo/Yuta Watanabe.
Bahkan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan harus drama rubber game dan reli-reli melelahkan sebelum menang 20-22, 21-15, 21-17.
Salah satu momen pailing epic adalah kejadian reli pada game ketiga saat kedudukan 20-22, 21-15, 6-9 untuk keunggulan Hiroyuko Endo/Yuta Watanabe. Penonton sampai berulang kali standing applause.
1. Rally Ciamik Ahsan/Hendra vs Yuta/Endo
Dilansir dari instagram @thisisnbadminton, momen reli di final New Zealand Open 2019 antara Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan vs Hiroyuko Endo/Yuta Watanabe itu pun sangat seru.
Saat kedudukan tertinggal 6-9 di game ketiga, Ahsan/Hendra tak berhenti melakukan pukulan maut yang dibalas defense jahat dari Hiroyuko Endo/Yuta Watanabe.
Saat Ahsan/Hendra berulang kali melakukan smash keras, placing, hingga dropshot silang, Hiroyuko Endo/Yuta Watanabe selalu bisa mengembalikannya.
Saat momentum klimaks hampir 1 menit reli, Yuta Watanabe sukses mengembalikan pukulan smash wakil Indonesia, yang justru membuat membuat Hendra Setiawan melakukan kesalahan.
Bola pengembalian Hendra Setiaan membentur net, yang membuat wakil Jepang langsung leading 4 poin di game penentuan New Zealand Open 2019.
Kualitas reli yang dipertontonkan Ahsan/Hendra vs Hiroyuko Endo/Yuta Watanabe di final New Zealand Open 2019 itu, auto bikin penonton di tribun langsung memberikan applause.
Para penonton di tribun New Zealand Open 2019 terlihat riang dan sangat terhibur dengan aksi berkelas dari duel sengit dua ganda terbaik di dunia tersebut.
Bahkan saat menyaksikan momen nostalgia tersebut, netizen di instagram masih dibuat terkagum dengan Hiroyuko Endo/Yuta Watanabe dan Mohammad Ahsan/Hednra Setiawan.
“Gilak!!!” komentar @anw****
“Tembok Jepang adalah Yuta Watanabe,” komentar @hada_****
“Kekalahan Endo Yuta saat itu karena penempatan bola yg akurat dari permainan The Daddies,” komentar @13sur*****
2. Perjuangan Ahsan/Hendra Jadi Pemain Independen
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan sudah mundur dari Pelatnas Bulutangkis PBSI sejak tahun 2018 lalu, dan saat ini mengikuti turnamen dengan biaya sendiri.
Jawara New Zealand Open 2019 itu mengaku tidak menyesali keputusannya. Mohammad Ahsan bangga bisa keluar dari pelatnas dan posisinya digantikan atlet muda lainnya.
"Yang pasti ini sebuah pilihan, karena kuota untuk memberangkatkan atlet itu maksimal empat pasang," kata Ahsan saat menjadi bintang tamu dalam Youtube PB Djarum.
"Kalau saya masih ada di sana, otomatis jadi tiga saja, dan kalau saya mundurin diri, bisa naik satu (pasangan ganda putra)," ujarnya.
Meski memutuskan keluar dari Pelatnas dan berkarir secara mandiri, tetapi rupanya jasa Ahsan/Hendra tetap dibutuhkan di Pelatnas. sebagai status ‘sparring partner.’
Baca selengkapnya: Hengkang dari Pelatnas dan Main Profesional, Mohammad Ahsan: Malu Dilihat Adik-adik