Kisah Inspiratif Li Xuerui: Terjang Kemiskinan, Kenakalan, hingga Jadi Legenda Bulutangkis China
FOOTBALL265.COM – Jelang kejuaraan dunia bulutangkis 2022, mari mengenang perjalanan mantan tunggal putri Li Xuerui. Meski tanpa mahkota juara dunia, dia tetaplah legenda.
Li Xuerui berjalan dengan kariernya yang tidak mudah karena harus menerjang kemiskinan, kenakalan, hingga berakhir menjadi penyabet emas Olimpiade London 2012.
Dilansir dari media lokal China, 163.com, Li Xuerui lahir di Chongqing, 24 Januari 1991. Dia berasal dari keluarga sederhana di mana kedua orang tuanya adalah karyawan pabrik Changzheng.
Karena orang tuanya sibuk, Li Xuerui bahkan lebih banyak menghabiskan waktu dengan kakek dan neneknya. Mereka tinggal rukun di sebuah rumah kecil di China.
Saat kecil, karena jauh dari orang tuanya, Li Xuerui disebut ‘sangat nakal’ oleh teman-teman seusianya. Orang tuanya sangat frustrasi, hingga diam-diam memasukkan Li Xuerui ke Sekolah Olahraga.
Mereka berharap Li Xuerui jadi atlet bulutangkis saja, apalagi bakat olahraga sudah menurun dari orang tuanya yang juga diketahui sebagai atlet di pabriknya.
Namun Li Xuerui yang berusia 7 tahun hanya menangis sepanjang hari, membolos, dan sangat nakal. Kala berlatih bulutangkis, dia bahkan sengaja memukulkan shuttlecock agar mengenai kepala temannya.
“Dia (Li Xuerui) merasa yang paling menyenangkan adalah memukul kepala orang lain. Tetapi terkadang dia mendapatkan pukulan balasan (dari teman-temannya),” demikian dilansir dari media China, 163.com.
Untuk membalas teman-teman yang menjahili, Li Xuerui berlatih keras dalam bulutangkis. Meski belum menyukai bulutangkis, siapa sangka karena kesungguhannya berlatih, sang mentor, Li Xiang dan He Yilin, ngotot mempertahankan Li Xuerui di sekolah itu.
“Dengan tangan dan kaki yang panjang, dia sangat cocok jadi atlet bulutangkis. Anak ini dapat menanggung kesulitan dalam pelatihan. Dia (Li Xuerui) memiliki kemampuan untuk mengatasi dirinya sendiri yang tidak dimiliki orang lain,” ucap pelatih Li Xiang dan He Yilin.
Singkat cerita, pujian pelatih dan dukungan keluarga pada akhirnya, membuat Li Xuerui terus belajar bulutangkis. terus Dia baru mencintai bulutangkis saat meraih juara di turnamen bulutangkis Remaja di Chongqing China.
1. Cemerlang, Cedera, hingga Tanpa Mahkota Juara Dunia
Singkat cerita, Li Xuerui mulai mencintai bulutangkis. Dia sukses meraih kemenangan tunggal putri Kejuraaan Bulutangkis Junior Nasional selama 3 tahun berturut-turut. Hal itu mengantarkannya masuk ke tim nasional China.
Li Xuerui dengan penampilan gemilang sejak remaja, digadang bakal menjadi penerus seniornya seperti Wang Yihan, Wang Xin, Wang Shixian, dan lain-lain. Pada sisi lain, ekonomi keluarganya pun berangsur memulih.
Dia sukses meraih emas Kejuaraan Asia 2010, runner up Prancis Open 2010-2011, juara All England 2011, juara India Open 2022, dan puncaknya adalah menyabet emas Olimpiade London 2012.
Li Xue Rui juga pernah mengukir rekor win streak dengan tidak terkalahkan dalam 29 match beruntun. Dia mampu tampil konsisten hingga digadang bisa meraih emas kembali di Olimpiade Rio 2016.
Sayangnya semua hal itu tidak terjadi karena hadirnya plot twist mengharu biru. Hal itu lantaran Li Xuerui dilanda cedera ACL (Anterior Cruciate Ligament) di semifinal Olimpiade Rio 2016.
Cedera itulah yang membuat Li Xuerui harus hiatus dari kompetisi bulutangkis selama dua tahun. Li Xuerui sempat comeback ketika menjadi juara di Lingshui China Masters super 100 2018, Korea Masters 2018, hingga menjadi runner up New Zealand Open 2019. Hanya saja performanya tak secemerlang sebelumnya.
Hal tersebut yang melatarbelakangi Li Xuerui untuk memutuskan pensiun di usia 28 tahun pada Oktober 2019 lalu. Dia pensiun dengan menanggalkan ambisinya tanpa mahkota Juara Dunia.
Usai pensiun, Li Xuerui memutuskan untuk menikah dengan mantan atlet bulutangkis tunggal putra China, Qiao Bin, pada Desember 2019 lalu.
Meski ada ambisi yang belum sempat diraihnya selama menjadi atlet, namun Li Xuerui sepertinya tidak menyesali gigihnya dia melewati lika-liku perjalanan. Apalagi kedua orang tua bangga padanya.
Kini Li Xuerui sang suami telah bahagia dengan putra semata wayang yang hadir di antara mereka. Keduanya juga masih mencintai bulutangkis dan menjadi pelatih.
Bahkan bahwa Xiao Bin saat ini masuk sebagai salah satu pelatih tunggal putra di pelatnas China. Sementara Li Xuerui diketahui menjadi seorang dosen olahraga.
2. Kisah Legenda Zhang Ning
Seperti Li Xuerui yang penuh inspirasi dalam perjalanan kariernya, legenda bulutangkis China, kisah hidup Zhang Ning pun tak kalah menarik untuk diceritakan.
Melansir dari media lokal China, Sohu, dengan bakatnya yang luar biasa Zhang Ning yang terlahir dari keluarga sederhana, berhasil mendobrak keterbatasan dan menjadi atlet bulutangkis berprestasi.
Pengorbanan itu membuahkan hasil manis. 2 tahun berselang, dia berhasil masuk ke pelatnas Asosiasi Bulutangkis China (CBA).
Namun, keadaannya saat itu membuat dia tak langsung bersinar. Kariernya bahkan seolah tak berkembang, hingga tak mendapatkan upah. Zhang Ning harus menunggu 3 tahun lamanya sebelum menyabet gelar di French Open 1994.
Usai keberhasilannya itu, ekonomi Zhang Ning menjadi lebih cerah. Dia bahkan dipercaya masuk dalam skuat China di kejuaraan bulutangkis beregu putri Piala Uber 1994, Jakarta.
Baca selengkapnya: Kisah Legenda Bulutangkis Zhang Ning: Menerjang Kemiskinan Hingga Gagal Berumah Tangga