'Paduka' Bulutangkis China Akui Curang di Semifinal Olimpiade 2000
FOOTBALL265.COM - Mantan pebulutangkis nomor satu dunia, Ye Zhaoying, membuat geger setelah mengakui bahwa ia disuruh untuk mengalah di semifinal Olimpiade 2000.
Setelah pengakuannya, video wawancara sang pelatih bulutangkis China, Li Yongbo, kembali disorot publik.
Rupanya video tersebut menjadi bukti bahwa Li Yongbo mengaku berbuat curang dengan melakukan match fixing atau pengaturan skor di level Olimpiade.
Video tersebut merupakan wawancara lawas Li Yongbo dengan media China, CCTV, beberapa tahun silam.
Ia mengakui ada rapat internal di dalam asosiasi bulutangkis nasional mereka jelang Olimpiade Sydney 2000, di mana terjadi diskusi pengaturan skor untuk semifinal.
Video yang sudah tayang di Youtube sejak 2018 tersebut pun ramai dengan komentar netizen setelah pengakuan sang mantan pemain, Ye Zhaoying, pada pekan lalu.
Ye Zhaoying kalah dua set langsung dari rekan senegaranya, Gong Zhichao, yang lalu mengalahkan pemain Denmark Camilla Martin untuk merebut medali emas Olimpiade 2000.
“Hasil pertandingan dari pertengahan 1998 dan sepanjang tahun 1995 dianalisis,” tutur Li Yongbo dalam wawancaranya, sebagaimana dikutip South China Morning Post.
“Dalam laga lawan Camilla Martin, Ye Zhaoying berpeluang kalah. Namun Gong Zhichao jarang kalah melawan Martin.”
“Dan di dalam media atau wawancara, Martin terang-terangan bilang tidak suka melawan Gong Zhichao. Ia kesulitan memecah pertahanan Gong.”
“Di sisi lain, dia tak pernah merasakan hal yang sama melawan Ye Zhaoying.”
1. Curang Demi Kepentingan Negara
Masih dalam video yang sama, Li Yongbo berkata bahwa ia tak setuju dengan match fixing.
“Saya tak suka, karena biasanya selalu ada pihak yang tersakiti,” akunya.
“Saya merasa jahat meminta seseorang untuk sengaja kalah. Namun di China, tujuan kami adalah kepentingan negara.”
“Untuk semifinal antara Ye Zhaoying dan Gong Zhichao, kami membuat keputusan.”
“Setelah diskusi panjang dan pertimbangan hati-hati, keputusannya adalah membuat Ye Zhaoying kalah.”
Namun selain itu, pelatih yang dijuluki “Paduka” oleh pencinta bulutangkis Indonesia ini menjanjikan Ye Zhaoying perlakuan yang sama layaknya juara Olimpiade apabila Gong Zhichao meraih medali emas.
Ye Zhaoying sendiri dengan berat hati dan diiringi tangisan akhirnya setuju untuk menghormati keputusan tim.
Hingga akhirnya, ia tampil di sebuah wawancara bersama Camilla Martin di kanal olahraga Denmark, TV2 pada pekan lalu.
Ye Zhaoying sendiri kini bermukim di Malaga, Spanyol bersama keluarganya. Namanya telah disensor dari mesin pencarian dan sosial media China usai melayangkan kritik kepada pemerintahan China pada 2020 silam.
2. Rival Susy Susanti, Dicurangi di Olimpiade dan Dihapus dari Sejarah
Ye Zhaoying juga merupakan musuh besar legenda Indonesia, Susy Susanti diera 90-an. Namanya begitu melegenda, namun sayangnya nasibnya tak semujur para rivalnya.
Ye Zhaoying memang sejak lama namanya telah dihapus dalam sejarah China meski telah mengharumkan nama bangsa. Lama bungkam, kini sang legenda akhirnya buka suara dan membeberkan fakta mengejutkan.
Legenda yang kini berusia 48 tahun itu secara detail menjelaskan bahwa dirinya diperintahkan kalah saat melawan rekan senegaranya, Gong Zhichao di semifinal, agar rivalnya tersebut bisa ke babak final dan mengalahkan Camilla Martin di Olimpiade 2000.
Keputusan tersebut merupakan hasil perundingan antara pelatih kepala tim bulutangkis China, Li Yongbo dan pelatih kepala tunggal putri, Tang Xueha yang memerintahkan dirinya tak boleh terlihat sengaja kalah saat berhadapan dengan Gong Zhichao.
Ia juga tak boleh membuat Gong Zhichao kelelahan serta tak boleh bermain dalam rubber games. Mau tak mau ia juga harus mematuhi perintah tersebut, karena sulit melawan sistem serta jika tidak dan China gagal meraih Olimpiade maka terancam dianggap pengkhianat dan jajaran kepengurusan dipecat.