Pernah 'Bunuh' Legendanya di Olimpiade, Media China Soroti Kemerosotan Carolina Marin
FOOTBALL265.COM – Media China menyoroti redupnya sinar peraih medali emas Olimpiade 2016, Carolina Marin, yang pernah membunuh salah satu legenda bulutangkis mereka, Li Xuerui.
Media China, Sohu, merilis sebuah artikel pada Selasa (22/11/22). Mereka menilai redupnya performa Carolina Marin adalah karma usai menyebabkan Li Xuerui merana di akhir kariernya.
“Tuhan tidak akan memaafkannya! Juara Olimpiade (Carolina Marin) menuangkan air kotor ke ‘nation little sister’ China, dan dia mendapatkan karmanya setelah bertahun-tahun,” tulis Sohu.
Kalimat ini bak sebuah pukulan bagi ratu bulutangkis Spanyol yang tengah bangkit dari masa-masa kelam setelah dia dibekap cedera dalam waktu lama.
Akibat cedera yang dialaminya itu, Marin yang beberapa waktu lalu menjadi runner-up French Open 2022 harus lengser ke peringkat 11 dunia.
Menilik kembali masa kejayaan Marin, Sohu menyebut bahwa hal itu diraih setelah Marin ‘membunuh’ Li Xuerui yang digadang-gadang jadi tunggal putri andalan China 10 tahun silam.
Li Xuerui mewakili China untuk tampil di pesta olahraga terbesar di London, Olimpiade 2012. Datang sebagai kuda hitam, dia secara mengejutkan mampu menyabet medali emas.
Berselang empat tahun kemudian, Li Xue Rui yang mengantongi rekor win streak dengan tidak terkalahkan dalam 29 match beruntun kembali tampil di Olimpiade 2016 di Rio, Brasil.
Sayangnya, impian itu pupus usai dibekap cedera ACL (Anterior Cruciate Ligament) menghadapi Carolina Marin di semifinal Olimpiade 2016. Di sinilah drama dimulai!
“Dalam pertandingan itu, Li Xuerui kalah dari pemain Spanyol Marin. Marin berteriak dan terus berteriak selama pertandingan itu. Meski Li Xuerui terluka, Marin tetap tampil ganas,” tulis Sohu.
1. Karier Li Xuerui Habis di Tangan Carolina Marin
Sohu menjelaskan bahwa Li Xuerui mengalami cedera parah dalam laga tersebut, namun tak digubris oleh Carolina Marin. Teriakan-teriakannya menunjukkan bahwa dia tidak bersimpati terhadap apa yang menimpa Li Xuerui.
Akhirnya, Li Xuerui harus mengakui keunggulan Carolina Marin usai bermain straight gim dengan skor 21-14 dan 21-16. Namun, kekalahan ini mengundang kemaran fans China terhadap Marin.
“Penggemar China menghujat Marin selama bertahun-tahun, tetapi tanpa diduga, bahkan Tuhan tidak tahan lagi. Karier Marin benar-benar bergerak ke arah yang berlawanan,” tulis Sohu.
Seusai memenangi medali emas Olimpiade rio, Carolina Marin sempat menunjukkan dominasinya di kancah tunggal putri dunia. Dia bahkan mampu mencapai peringkat 1 dunia.
Tetapi itu hanya berlangsung singkat setelah Marin mengalami cedera ACL yang cukup serius. Situasi yang dialami Marin membuat fans China bertepuk tangan, Marin telah mendapat karmanya.
“… cederanya sangat serius, yang menyebabkan karirnya mengalami krisis, dan kondisinya menurun secara signifikan,” tulis Sohu.
Menurut Sohu, Marin saat ini mulai menyesuaikan diri dan berjuang bisa naik ke puncak performanya lagi. Namun, Marin bukanlah pemain yang jadi ancaman lagi bagi para pemain top.
Di sisi lain, China mulai bangkit setelah Li Xuerui memutuskan pensiun di usia 28 tahun pada Oktober 2019. Sejumlah tunggal putri top mulai lahir dalam beberapa tahun terakhir.
Sebut saja Chen Yu Fei (3), He Bing Jiao (5), Wang Zhi Yi(8), Han Yue (12), Zhang Yi Man (20), hingga Gao Fang Jie (120).