Fajar/Rian dalam Angka: Sepak Terjang Ganda Putra Nomor 1 Indonesia Sepanjang Karier
FOOTBALL265.COM – Perjalanan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto untuk menjadi pasangan ganda putra terbaik di Indonesia cukup berat. Jatuh bangun mereka lalui hingga mencatat sejumlah torehan emas.
Pada Selasa (19/12/22), Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto resmi mencapai raning tertinggi di sepanjang kariernya. Mereka menduduki ranking dua dunia.
Capaian ini memastikan Fajar/Rian resmi menjadi ganda putra nomor 1 Indonesia, menggusur posisi pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
Fajar/Rian hanya berjarak beberapa ribu poin saja dari pasangan nomor 1 dunia, yakni Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dari Jepang.
Pencapaian Fajar/Rian tersebut tak lepas dari catatan mengesankan sepanjang 2022. Kendati nyaris terlempat dari ranking 10 dunia awal tahun, Fajar/Rian sukses membuat gebrakan di Swiss Open.
Fajar/Rian memenangkan gelar Swiss Open 2022. Selanjutnya, pasangan ini meraih tiga gelar dari tujuh final berikutnya, yakni di Indonesia Masters, Malaysia Masters dan Denmark Open.
Menurut perhitungangan poin BWF, Fajar/Rian diprediksi bakal mengudeta ranking satu dunia jika mampu menampilkan performa apik pada awal tahun 2023.
Syarat tersebut bisa dipenuhi jika Hoki/Kobayashi gagal tampil cemerlang pada awal tahun, tepatnya di Malaysia Open 2023 yang akan digelar 10-15 Januari mendatang.
Sembari menantian gebrakan Fajar/Rian di awal tahun, berikut INDOSPORT memaparkan deretan torehan emas pasangan ini dalam bentuk angka. Apa saja itu?
1. 2 Medali Perunggu Kejuaraan Dunia
Fajar Alfian/Muhammmad Rian Ardianto mampu memenangkan dua medali perunggu di ajang Kejuaraan Dunia Bulutangkis. Dua medali ini diraih pada 2019 dan 2022.
Pasangan ini meraih medali perunggu pertama setelah menelan kekalahan di semifinal dengan seniornya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, 16-21, 21-15, 10-21.
Hasil ini membuat Fajar/Rian harus puas dengan medali perunggu sekaligus merupakan peningkatan performa mereka di tahun kedua keikutsertaan di kompetisi bergengsi tersebut.
Gagal tampil apik di edisi pertama pascapandemi COVID-19 pada 2021, Fajar/Rian mencoba memanfatakan performa apiknya untuk memenangkan medali yang lebih tinggi pada edisi 2022.
Fajar/Rian mampu melangkah hingga babak semifinal pada Kejuaraan Dunia di Tokyo, Jepang, 22-28 Agustus 2022.
Sayangnya, perjuangan Fajar/Rian terhenti di semfinal setelah kalah dari senior mereka, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Fajar/Rian takluk dari Ahsan/Hendra usai berjuang tiga gim dengan skor akhir 21-23, 21-12, dan 16-21.
21 Final Turnamen Internasional
Total, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto telah mencapai 21 babak final turnamen sejak mereka dipasangkan pada 2014 silam. Final pertama Fajar/Rian terjadi di ajang Indonesia International Challenger 2014.
Saat itu mereka berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Fran Kurniawan/Agripina Prima Rahmanto Putra dalam empat set dengan skor 9-11, 11-9, 11-9, dan 11-8.
Tentunya, 2022 menjadi musim terbaik Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Sebab, mereka mampu mencapai delapan final dan empat kali meraih gelar juara.
Sisanya, Fajar/Rian harus puas mengantongi status runner-up dari empat final lainnya, tepatnya di ajang bulutangkis Korea Open, Thailand Open, Malaysia Open, dan Singapore Open.
2. 13 Gelar Juara, Termasuk Piala Thomas
Dengan empat juara yang dikantongi di tahun 2022, Fajar/Rian total telah memenangkan 13 gelar juara sepanjang karier mereka dan sejak berpasangan sebagai ganda putra.
Tahun ini Fajar/Rian berhasil memenangkan gelar Swiss Open, Indonesia Masters, Malaysia Masters dan Denmark Open. Ini cukup membayar kekecewaan setelah Fajar/Rian tanpa gelar juara BWF World Tour di sepanjang 2021.
Meski demikian, tahun 2021 tetaplah menjadi tahun terbaik bagi Fajar/Rian. Pasalnya, mereka ikut membantu Indonesia memenangkan trofi Piala Thomas 2020 yang dihelat September 2021.
Indonesia mengunci gelar juara itu usai Jonatan Christie memenangi partai ketiga di Ceres Arena, Aarhus, Denmark.Jonatan mengalahkan Li Shi Feng 21-14, 18-21, dan 21-14.
Indonesia secara total menang 3-0 setelah memenangi dua partai pertamanya, yakni Anthony Sinisuka Ginting yang mengalahkan Lu Guang Zu dengan skor 18-21, 21-14, dan 21-16.
Lalu, di partai kedua Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto memastikan kemenangan Indonesia usai menumpas He Ji Ting/Zhou Hao Dong dengan dua gim langsung, 21-12 dan 21-19.
Hasil ini sekaligus memutus penantian 19 tahun Indonesia berjaya di ajang ini. Kali terakhir mereka juara saat Taufik Hidayat dkk. mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2 di final Guangzhou, China 2002.
Setelah itu, Indonesia selalu gagal menghentikan dominasi China yang sukses memenangkan enam gelar dari delapan edisi terakhir Piala Thomas.