x

Kisah Miris Calon Rival Apriyani/Fadia di Swiss Open: Shuttlecock Plastik dan Keluarga

Selasa, 21 Maret 2023 15:37 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Deodatus Kresna Murti Bayu Aji
Calon rival Apriyani/Fadia di Swiss Open 2023, Treesa Jolly, melalui pasang surut kehidupan sebelum melejit bersama Gayatri Gopichand. (Foto: Instagram@jolly_treesa)

FOOTBALL265.COM – Calon rival Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti di Swiss Open 2023, Treesa Jolly, melalui pasang surutnya kehidupan, sebelum tampil melejit dengan pasangannya, Gayatri Gopichand.

Turnamen bulutangkis BWF World Tour Super 300 Swiss Open 2023 akan diselenggarakan pekan ini, tepatnya di St. Jakobshalle, Basel, pada 21-26 Maret 2023.

Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti merupakan salah satu wakil yang diturunkan Indonesia untuk berlaga di ajang yang memperebutkan hadiah 210 ribu dolar AS.

Sebagai langkah pertama, Apriyani/Fadia yang jadi unggulan kedua akan menghadapi lawan non unggulan dari India, yakni Treesa Jolly/Gayatri Pullela.

Treesa Jolly/Gayatri Pullela merupakan pasangan kuda hitam yang pekan lalu tampil mengejutkan dengan mampu mencapai semifinal All England 2023.

Baca Juga

Ganda putri peringkat 17 dunia tersebut berhasil menyingkirkan sejumlah pemain unggulan seperti Rawinda Prajongjai/Jonkolpan Kititharakul dari Thailand dan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dari Jepang.

Melansir dari Indian Express, pencapaian Treesa Jolly/Gayatri Pullela hingga ke semifinal All England 2023 ini ternyata penuh dengan suka dan duka terutama yang dialami oleh Treesa Jolly.

Melalui wawancara terbaru, Treesa Jolly, mengungkapkan kepahitan dan pengorbanan keluarga yang telah dia lalui sebelum sampai sekarang ini.

Baca Juga

“Saya pindah dari desa saya ke Mundayad di kota Kannur untuk berlatih di lapangan indoor Universitas pada usia 12 tahun. Sendirian. Demi bulu tangkis,” turut Treesa Jolly kepada Indian Express.

“Jelas, saya merindukan keluarga saya, dan menyiapkan makan malam setiap hari setelah sesi latihan adalah sebuah perjuangan. Tapi saya memiliki semangat juang di dalam diri saya. Saya harus melakukan ini,” ungkapnya.

“Saya tahu ini adalah perjalanan panjang saya. Jika saya kalah, saya harus kembali dan mengalahkan mereka,” kenangnya soal tiga tahun sejak meninggalkan rumahnya di desa Pulingome dan pindah ke Hyderabad di usia sekitar 15 tahun.

Baca Juga

1. Perjuangan Treesa Jolly Tembus Pelatnas PBSI-nya India

Pasangan ganda putri India, Treesa Jolly/Gayatri Pullela. (Foto: Instagram@jolly_treesa)

Treesa Jolly mengawali kisahnya dari kepahitan yang dirasakan semasa dia masih meniti karier bulutangkis di desanya. Sang ayah adalah pelatib pribadinya saat itu.

Ayah Treesa Jolly diketahui merupakan guru pendidikan jasmani yang juga bermain bulutangkis, bola voli, dan lari marathon.

Keterbasan ekonomi keluarganya kala itu memaksa sang ayah harus menciptakan lapangan bulutangkis sendiri. Lapangan itu dibuat dari lembaran terpal plastik.

Bukan hanya itu, Treesa Jolly baru bisa merasakan bermain dengan kok (shuttlecock) bulu hanya di turnamen-turnamen lokal. Sedangkan selama latihan, dia dan ayahnya mengandalkan kok dari plastik

“Saya tidak mampu membelinya, jadi pakai shuttlecock plastik. Saya bilang ke diri saya sendiri bahwa saya harus menang, bola plastik atau bulu, tidak masalah. Itu bukanlah alasan,” ungkapnya.

Baca Juga

Benar saja. Treesa Jolly memenangkan medali perak pertamanya di nomor tunggal putri. Selanjutnya, Treesa mengoleksi medali emas pertamanya di nomor ganda putri bersama kakaknya, Maria Jolly.

Sayang sekali, ekonomi lagi-lagi harus memaksa orang tuanya memilih di antara kedua putrinya untuk melanjutkan karier sebagai pemain bulutangkis.

Kebesaran hati Maria Jolly untuk menyerah dari dunia bulutangkis akhirnya membukakan jalan bagi sang adik. Berbekal pengorbanan sang kakak, Treesa Jolly pun makin serius menekuni dunia tepok bulu.

Baca Juga

“Ayah saya menonton bulutangkis dan mengajari kami variasi pukukan dan cara memadukan pukulan. Saya memiliki bakat alami di nomor ganda dan hasil terlihat di sana, jadi saya memutuskan fokus bahwa saya bisa menjadi pemain terbaik dunia,” ujar Treesa Jolly.

Treesa Jolly akhirnya menembus tim nasional India. Awalnya, dia sempat bergonta-ganti pasangan seperti Mehereen Reeza, V S Varshini, namun akhirnya berujung pada Gayatri Gopichand.

Duet Treesa Jolly/Gayatri Pullela langsung padu sejak pertama kali dipasangkan. Pandemi COVID-19 2020 membantu mereka membangun chemistry lewat program latihan di pelatnas.

Baca Juga
IndiaBulutangkisBerita BulutangkisApriyani Rahayu/Siti Fadia Silva RamadhantiSwiss OpenTreesa Jolly/Gayatri Pullela Gopichand

Berita Terkini