Flashback Piala Sudirman: Saat Indonesia Ukir Catatan Terpahit dalam Sejarah
FOOTBALL265.COM - Flashback Piala Sudirman, ketika tim Indonesia menciptakan catatan pahit sepanjang sejarah berkompetisi di ajang ini.
Turnamen bulutangkis Piala Sudirman 2023 sudah mulai bergulir per hari ini, Minggu (14/05/23) di Suzhou, China.
Tim Indonesia sendiri baru akan memulai perjuangan mereka besok, Senin (15/05/23) menghadapi Kanada.
Tentu saja, edisi kali ini adalah kesempatan besar lainnya bagi Indonesia untuk membawa pulang Piala Sudirman ke Tanah Air setelah sekian tahun lamanya.
Indonesia pun dikenal sebagai salah satu kontestan dengan reputasi mentereng dan ditakuti di kancah Piala Sudirman.
Meski begitu, ada satu momen pahit yang mungkin akan selalu dikenang jika membahas sepak terjang skuad Indonesia di turnamen bulutangkis bergengsi ini.
Adalah Piala Sudirman 2017, di mana Indonesia mencatatkan sejarah pahit gagal mencapai perempat final untuk pertama kalinya.
Kemenangan melawan tim Denmark di fase grup pun tidak membawa dampak signifikan bagi skuad Indonesia, mengingat sebelumnya mereka takluk di tangan India.
Indonesia tercecer di dasar klasemen Grup 1D dengan 4 poin kemenangan, India mengoleksi 5 poin, sedangkan Denmark 6.
Sebelum kegagalan di edisi 2017, Indonesia sudah enam kali menasbihkan diri sebagai semifinalis dan satu kali mencapai perempat final.
1. Sepak Terjang Indonesia di Piala Sudirman
Sejak edisi pertama tahun 1989 hingga sebelum 2017, nama Indonesia tidak pernah absen bertengger di perempat final. Mereka juga enam kali berstatus semifinalis.
Satu-satunya predikat perempat finalis yang mereka raih kala itu adalah edisi 2013, di mana Tommy Sugiarto cs takluk di tangan China.
Selebihnya, Indonesia selalu bisa menginjakkan kaki di semifinal sebelum catatan buruk edisi 2017 itu terjadi. Bahkan, mereka pernah beberapa kali sampai ke final.
Raihan terbaiknya, adalah podium tertinggi sebagai juara edisi 1989. Bermain sebagai tuan rumah, Indonesia berjaya di negeri sendiri.
Korea Selatan pun dihempas dengan kedudukan akhir 3-2. Pada waktu itu, Indonesia masih diperkuat pemain-pemain seperti Susy Susanti dan Eddy Hartono.
Namun setelah itu, prestasi Indonesia kebanyakan hanya mentok sebagai finalis dan semfinalis pada tahun-tahun berikutnya.
China mengambil alih dominasi Piala Sudirman, bahkan menjadi kontestan tersukses dengan 12 gelar mereka.
Tim bulutangkis Negeri Tirai Bambu ini bahkan sempat menjadi juara empat kali beruntun dan enam kali beruntun di dua periode berbeda.
Di sisi lain, Indonesia setelah 1989 memang berhasil menginjakkan kaki di final tiga kali beruntun pada 1991, 1993, dan 1995.
Di tiga edisi itu pula mereka hanya mentok sebagai runner-up. Lalu di edisi berikutnya yakni 1997 dan 1999, Indonesia malah makin mundur lantaran hanya sampai semifinal.
2. Kesempatan di Edisi 2023
Di edisi 2001, Indonesia kembali menjadi runner-up dan 2003 menjadi semifinalis. Raihan serupa pun terjadi selama rentang 2005 hingga 2011.
Barulah pada 2013 langkah Indonesia terhenti di perempat final, sebelum bangkit di edisi 2015 sebagai semifinalis.
Akan tetapi, pada 2017, sejarah pahit akhirnya tercipta di Gold Coast, Australia. Di edisi 2019 skuad Indonesia masuk semifinal dan 2021 perempat final.
Kini di Piala Sudirman 2023, masyarakat Indonesia dan para penggemar bulutangkis tentu berharap Fajar Alfian cs bisa meraih hasil terbaik di Suzhou.
Ingin menyaksikan aksi tim Indonesia di Piala Sudirman 2023? Simak jadwalnya berikut ini di putaran grup.
Senin 15 Mei 2023
Indonesia vs Kanada
Selasa 16 Mei 2023
Indonesia vs Jerman
Kamis 18 Mei 2023
Indonesia vs Thailand
Skuad Indonesia di Piala Sudirman
Tunggal Putra
Jonatan Christie
Anthony Sinisuka Ginting
Tunggal Putri
Gregoria Mariska
Putri Kusuma Wardani
Ganda Putra
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto
Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon
Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin
Ganda Putri
Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti
Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto
Ganda Campuran
Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari
Adnan Maulana/Nita Violina Marwah
Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja
Sumber: bwf