Ramai Degradasi Bobby Setiabudi, Ini Alasan BL Minta PBSI Perhatikan Ganda Campuran
FOOTBALL265.COM – Prestasi yang mentok menjadi salah satu alasan sektor ganda campuran bulutangkis Indonesia layak diperhatikan PBSI usai degradasi Bobby Setiabudi
Salah satu kabar yang muncul belakangan adalah soal degradasi empat pemain tunggal putra oleh PBSI yang mengagetkan penggemar bulutangkis.
Hal ini terungkap dari munculnya Bobby Setiabudi menjadi salah satu pemain yang turun di Indonesia International Challenge.
Terungkap dari penelusuran di media sosial bahwa Bobby Setiabudi kemudian turun di Indonesia International Challenge sebagai pemain dari PB Djarum.
Selain Bobby Setiabudi, ada beberapa pemain yang kemudian didegradasi oleh PBSI dari sektor tunggal putra.
Ada Ikhsan Leonardo Rumbay, Yonatan Ramlie, dan Alfito Yudanto yang kemudian undur diri dari Cipayung pada Juli 2023.
Di sisi lain, Bobby Setiabudi merupakan salah satu pemain yang menarik, mengingat sempat masuk dalam tim Piala Suhandinata pada 2019 lalu.
Mengingat prestasi gemilang Bobby Setiabudi, Badminton Lovers kemudian memberikan ungkapan soal sektor lain.
Ganda campuran menjadi salah satu sektor yang menjadi sorotan badminton lovers, mengingat jarangnya mendapat prestasi.
Seperti diketahui, sektor ganda campuran kini memiliki dua pasangan utama, yaitu Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati.
1. Sebab Ganda Campuran Sulit Prestasi
Ada beberapa sebab mengapa sektor ganda campuran Indonesia kering prestasi dan kemudian menjadi perhatian. Hal ini sempat diungkapkan oleh eks pelatih ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky pada 2022 lalu.
Seperti dilansir dari Antaranews, ekspektasi para penggemar badminton menjadi salah satu hal yang menyebabkan ganda campuran belakangan kurang berprestasi.
“Orang-orang kan membayangkan bahwa ganda campuran Indonesia seharusnya seperti zaman Tontowi/Liliyana,” ungkap Richard Mainaky.
“Selepas Tontowi/Liliyana pensiun, ada putus regenerasi selama dua tingkat, sehingga semua harus dimulai dari awal lagi. Harus kerja keras dan sabar,” imbuh Richard.
Para penggemar bulutangkis masih terbayang pada sosok Liliyana Natsir yang mampu meraih prestasi gemilang.
Salah satu keberhasilan Liliyana Natsir adalah saat bersama Tontowi Ahmad mendapatkan medali emas Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.
Selepas pensiunnya padangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Indonesia sebenarnya masih memiliki beberapa pemain jempolan.
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti sempat mendapatkan prestasi gemilang dengan meraih juara pada tahun 2019-2020.
Denmark Open 2019 dan French Open 2019 menjadi dua kompetisi yang mengawali kegemilangan Praveen/Melati, sebelum kemudian mendapatkan gelara All England 2020.