Bonek FC mengambil langkah wo, dijelaskan oleh I Gede Widiade selaku CEO Bonek FC karena tidak puas dengan keputusan wasit pemimpin pertandingan, Jerry Elly yang menghadiahkan tendangan penalti kontroversi kepada Sriwijaya FC. Padahal dalam laga tersebut, Bonek FC sedang unggul 1-0 atas tuan rumah berkat gol yang dicetak Ilham Udin Armain dimenit ke-8.
"Saya siap menerima konsekuensinya, saya sudah minta maaf kepada Mahaka. Tapi kebenaran harganya mahal, kalau posisi kemarin saya masih menang. Itu kalau Palembang mau lolos harus menang 3-1," jelas Gede.
Menurut Gede, langkah ini diambil bukan karena masalah uang semata, tapi karena kebenaran dan sportifitas dalam sepakbola. Gede juga menyatakan siap jika timnya nanti akan diberi saknsi, karena itu adalah bukti konsekuensi Bonek FC di Piala Presiden.
Lebih jauh Gede mengatakan bahwa jika saat itu wasit yang memimpin pertandingan itu meminta maaf karena telah mengambil keputusan yang kurang tepat, Bonek FC akan terus melanjutkan pertandingan walau hadiah penalti tetap diberikan untuk Sriwijaya.
"Kalau kemarin dia (Jerry Elly) minta maaf tapi pinalti tetap, saya tak masalah. Saya memandang sportifitas beda, wasit tidak benar, bukti sudah ada dan wasit mengakui sendiri. Saya tidak memaksa dia menganulir (pinalti), saya paham pinalti tak mungkin dibatalkan," tukasnya lagi.
Dengan keputusan ini, Bonek FC gagal melangkah ke babak semifinal karena pihak promotor dalam hal ini, Mahaka Sport and Entertainment mengambil keputusan untuk memenangkan Sriwijaya dengan skor 3-0. Dengan kemenangan ini, Sriwijaya unggul aggregat 3-1 atas Bonek FC.