Teori Konspirasi di Balik Kegemilangan Ronaldo de Lima (Part I)
Nyawa Ronaldo sempat terancam saat menderita sebuah serangan kejang pada malam final Piala Dunia 1998. Tim dokter Brasil yang saat itu dipimpin oleh Dokter Lidio Toledo mengungkapkan bahwa kondisi Ronaldo sesaat sebelum menjalani final Piala Dunia 1998 itu memang cukup mengkhawatirkan.
Napas Ronaldo berat dan liur terus keluar dari mulutnya. Ronaldo kemudian dikirim ke rumah sakit untuk melakukan tes saraf. Untung saja, hasil tes menunjukkan bahwa kondisi tubuhnya tidak apa-apa. Toledo, Mario Zagallo yang bekerja sebagai tim medis dan trainer, dan Ronaldo memutuskan bahwa kondisinya memungkinkan untuk membela Selecao di laga final melawan Prancis.
Namanya pun tak dicoret dari daftar starting line-up. Tapi, kondisi Ronaldo yang tidak fit berpengaruh besar pada performa timnas. Brasil pun tak mampu mencetak satu pun gol pada laga itu. Seperti yang kita semua tahu, Prancis menjadi juara Piala Dunia 1998 dengan mengalahkan Brasil tiga gol tanpa balas.
Dilaporkan dari sebuah media Brasil, Folha de Sao Paolo, Ronaldo diduga mengalami depresi berat sebelum dan setelah laga tersebut. Seminggu sebelum laga itu, dia menunjukkan tanda-tanda stres seperti emosi yang tak stabil. Dikabarkan oleh Folha, Ronaldo melempar sepeda ke dinding karena emosinya yang tak stabil itu.
Depresi ini yang kemudian diduga menjadi sumber masalah kesehatan yang terjadi di malam final tersebut. Setelah laga tersebut, tim Samba pun pulang dengan tertunduk malu dan tanpa pesta penutupan yang menjadi ciri khas tim sepakbola Brasil.
Memasuki era sepakbola 2000an, Ronaldo mengalami permasalahan terkait berat badannya. Sebagai seorang atlet, Ronaldo dianggap berbadan tambun. Ini mengkhawatirkan para pelatih di skuat yang dia bela, terutama karena posisi Ronaldo sebagai penyerang.
Dari hasil sebuah tes lab kesehatan saat masih berada di AC Milan, Ronaldo dinyatakan memiliki metabolisme lebih lambat dari normal. Kelenjar tiroid di dalam tubuhnya tidak bekerja cepat yang menyebabkan dirinya mudah bertambah berat badan.
Dilansir dari Four Four Two, para ahli kesehatan Milan pada saat itu menganjurkannya untuk memberikan levothyroxine untuk memicu kerja kelenjar tiroid seraya menyeimbangkan berat badannya. Namun, secara kontroversial, Komisi Olimpiade Internasional (IOC) melarang solusi kesehatan itu dilakukan Ronaldo.
Berat badan pria yang disapa dengan nama Ronnie itu pun kian bertambah. Dengan beban tubuh bagian atas yang melebihi proporsi normal, persendian lutut Ronaldo mulai terganggu. Inilah yang membuat performanya terus menurun dan pada akhirnya mengalami cedera lutut berkepanjangan.
Ronaldo bahkan hampir tidak dipanggil oleh pelatih Tim Nasional Brasil, Carlos Alberto Parreira untuk memperkuat tim di Piala Dunia 2006 di Jerman. Cedera ini yang menjadi salah satu faktor Ronaldo menggantung sepatu pada Februari 2011 silam.