Tentang Cinta dan Loyalitas (Alm) Ambon; Bertaruh Nyawa dan Air Mata Demi Asa Persija Juara

Sabtu, 12 November 2016 12:44 WIB
Penulis: May Rahmadi | Editor: Galih Prasetyo
 Copyright:
Ambon bertemu Sang Khalik

Minggu (06/11/16) siang, sehari setelah menyaksikan laga Persija melawan Persib yang berakhir imbang 0-0, Ambon kembali ke Jakarta. Sialnya, perjalanan pulang Ambon mendapat kendala.
 
Bus yang ia tumpangi bersama Jakmania Kalimalang mengalami hujan timpukan batu dari sekumpulan massa ketika melewati tol. Sebagai Jakmania senior, Ambon menenangkan teman-temannya agar tidak terpancing emosi.
 
Tetapi serangan demi serangan kian membabi buta. Puncaknya, di Tol Palimanan, Ambon tidak bisa lagi mengamankan kondisi. Ia meminta salah satu rekannya, untuk tetap memastikan jangan sampai ada anggota yang tertinggal bila harus keluar dari bus. Kericuhan dengan massa yang menggenggam balok, mengacungkan senjata tajam, dan mengangkat senapan angin pun tak dapat terhindar.
 
Ambon mendapat serangan dari massa yang beringas. Aparat keamanan saat itu tidak membawa banyak personil dan tanpa peralatan pemecah kerumunan seperti gas air mata. Alhasil, polisi tidak berbuat banyak. Tidak ada tersangka yang diamankan dalam kejadian itu.
 
"Polisi mau tangkap, polisinya mati nantinya. Saya di tengah-tengah, kalau tangkap orang, mati sayanya. Saya cuma memisahkan aja,” kata Kapolsek Gempol, Cirebon, Komisaris Polisi (Kompol) Yana Mulyana.
 
Ambon meregang nyawa di usia 30 tahun, setelah kepalanya terkena hantaman benda keras dari seseorang yang berasal dari kerumunan massa tidak bertanggung jawab.

1.3K