Cerita Kapten Timnas Afghanistan, Terusir dari Negeri Perang Hingga Merantau ke Malang
Meski harus terusir dari negaranya karena kondisi perang, Faysal tetap bisa merajut mimpinya untuk menjadi pesepakbola profesional. Bahkan, Faysal mendapatkan kehormatan untuk mengemban ban kapten Timnas Afghanistan.
Rasa senang dan bangga pun tak bisa disembunyikan pemain kelahiran 21 Juni 1991 tersebut. Faysal akhirnya bisa memimpin Timnas Afghanistan di kancah internasional meski kondisi internal negaranya tengah luluh lantak.
“Bagi saya, ini adalah kehormatan besar untuk memimpin negeri ini. Saya bangga dengan negara saya. Saya lahir di Kabul dan saya berbicara dengan Bahasa Afghani. Tak masalah kemana Anda pergi dan di mana Anda tinggal, di dalam hati Anda, Anda berasal dari Afghanistan,” kata Faysal dengan haru.
Faysal mengakui bahwa olahraga kriket memang lebih populer di negaranya. Bahkan, menurutnya, kriket di Afghanistan lebih terorganisir ketimbang dunia si kulit bundar. Namun, pemerintah negaranya diakui tengah berjuang untuk sepakbola.
“Federasi sepakbola kita mencoba yang terbaik untuk membuat sepakbola menjadi populer. Ada banyak bakat di Afghanistan. Namun, pemain di negeri kami lebih banyak tak aktif dalam waktu yang lebih lama dan hal itu tak baik bagi perkembangan sepakbola,” kata Faysal.