Mengajak Bekraf Berperan di Pemberdayaan Suporter
Dari sekelumit pemaparan di atas soal sepak terjang para suporter, tentu saja sudah saatnya merangkul para suporter dengan arah lebih baik dan diterima oleh para suporter itu sendiri.
'Menggandeng' suporter dengan aparat keamanan tentu saja baik untuk menjaga mereka untuk tidak bertindak vandal, namun yang juga penting ialah bagaimana mensinergiskan suporter dengan lembaga negara lain yang mengusung soal ekonomi kreatif.
Badan Ekonomi Kreatif misalnya jadi lembaga yang bisa diarahkan untuk bisa menggandeng di proses-proses ekonomi kreatif dan edukatif para suporter.
Bekraf sendiri seperti dikutip dari bekraf.go.id dibentuk oleh Pemerintah Jokowi untuk menjadi saluran utama masyarakat yang memiliki bentuk nyata dari ekonomi kreatif. Bekraf memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
Apa yang dilakukan oleh para suporter ini tidak bertumpu pada eksploitasi alam, namun lebih pada keunggulan sumber daya manusia itu sendiri, misi yang sesuia dengan Bekraf.
Menariknya, Bekraf yang memiliki 16 subsektor dari industri kreatif yang wajib dikembangkan, beberapa di antaranya sudah dijalankan oleh para suporter di Indonesia.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menyebut ke-16 subsektor ekonomi kreatif itu ialah, aplikasi dan pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film, animasi video, fotografi, kriya (kerajinan tangan), kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio.
Jika ditelusuri lebih jauh, ke-16 subsektor itu sudah dijalankan oleh para supoter kita seperti soal radio misalnya, barisan suporter PSS Sleman memiliki Elja Radio, untuk desain komunikasi visual bisa terwakili dari kerja-kerja kreatif BCS dan Carito Kabau Sirah.
Untuk penerbitan, mari tengok isi arsip dari komunitas Bawah Skor Mandala dan Legendary 1928. Pun soal film, film dokumenter Jak Mania berjudul 'Jakarta Is Mine' bisa mewakili.
Persoalannya saat ini ialah bagaimana Bekraf bisa merangkul para suporter ini dengan menggunakan 'kacamata' yang berbeda. Merangkul suporter untuk berdaya bukan perkara mudah jika menggunakan kacamata kuda, barisan suporter ini sudah berkarya dan berkreasi jauh sebelum pemerintah sadar bahwa ekonomi kreatif bisa jadi tulang punggung ekonomoi bangsa ini.