Jadi Korban Rasisme, Muntari Merasa Dikhianati Klubnya Sendiri

Sabtu, 6 Mei 2017 23:32 WIB
Editor: Gregah Nurikhsani Estuning
© Squawka
Muntari dan Higuain berebut bola di lanjutan Serie A Italia. Copyright: © Squawka
Muntari dan Higuain berebut bola di lanjutan Serie A Italia.

Sulley Ali Muntari akhirnya berhasil memenangi banding yang ia kirim ke Federasi Sepakbola Italia (FIGC) terkait insiden rasisme yang ia alami. Namun ia mengaku marah karena merasa klubnya, Pescara mengkhianati dirinya.

Mantan gelandang AC Milan dan Portsmouth itu sebelumnya mendapatkan hukuman larangan satu kali tanding akibat memilih untuk walk out (WO) menyusul kekecewaannya dengan wasit Daniele Minelli yang memberikan kartu kuning karena protes berlebihan.

Muntari lalu melakukan banding meminta pengampunan sembari menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya. Didukung penuh oleh PBB, ia berhasil memenangi proses hukum sehingga larangan bertandingnya dicabut oleh FIGC.

"Saya akhirnya merasa ada yang mendengarkan keluhan saya," kata Muntari seperti dilaporkan FifPro.

© Enrico Locci/Getty Images
Muntari mencoba mengonfrontasi suporter Cagliari yang menurutnya melakukan tindakan rasis. Copyright: Enrico Locci/Getty ImagesMuntari mencoba mengonfrontasi suporter Cagliari yang menurutnya melakukan tindakan rasis.

Meski lega, ia tak kuasa menahan kekecewaan pada manajemen klubnya sendiri. Pemain berusia 32 tahun itu lalu merasa dikhianati oleh Pescara karena pihak klub tak berusaha membantunya selama proses appeal atau banding.

"Beberapa hari ini sungguh melelahkan buat saya. Saya marah dan merasa terisolasi, seakan saya adalah seorang kriminal. Bagaimana bisa saya dihukum karena menjadi korban rasisme?" sambungnya lagi.

Dicabutnya larangan bertanding Muntari oleh FIGC membuat dirinya bisa kembali dimainkan melawan Crotone hari Minggu (07/05/17).

455