Krisis Diplomatik Qatar dan Nasib Piala Dunia 2022
Sebagaimana diberitakan di beberapa media, Senin (05/06/17) lalu FIFA hanya memberikan pernyataan singkat melalui email untuk menyikapi polemik yang sedang dihadapi Qatar.
FIFA saat ini disebut tetap menjalin "kontak secara reguler" dengan panitia penyelenggara lokal Piala Dunia Qatar 2022 dan tidak menjawab secara spesifik mengenai dampak krisis diplomatik tersebut terhadap event akbar ini.
FIFA menolak mengomentari secara spesifik mengenai krisis diplomatik.
Reuters (05/06/17) menyebut hingga saat ini panitia lokal Piala Dunia Qatar dan Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) mesih enggan memberikan komentar terkait hal ini. Sementara itu, Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB) menyatakan masih akan merundingkan masalah ini dengan pemerintah Jerman.
"Kami akan mendiskusikan situasi politik baru yang rumit di wilayah tersebut, khususnya Qatar, dengan pemerintah federal," terang Presiden DFB, Reinhard Grindel.
Grindel juga menyebut akan berkoordinasi dengan badan sepakbola Eropa. Ia juga merasa masih ada cukup waktu untuk menemukan solusi politik sebelum pesta sepakbola tersebut diselenggarakan 5 tahun lagi. Meski begitu, Grindel juga menegaskan Piala Dunia tidak boleh diadakan di negara yang terbukti mendukung teror.
"Satu hal yang jelas. Masyarakat sepakbola di seluruh dunia harus setuju turnamen-turnamen besar tidak boleh dimainkan di negara-negara yang secara aktif mendukung teror," tegasnya.
Melihat hal ini, tentunya publik sepakbola berharap krisis diplomatik yang terjadi akan segera menemukan solusi dan tidak akan mengganggu pelaksanaan Piala Dunia 2022 mendatang.