Liga China Jadi Peti Berlapis Emas untuk Pemain Bintang
Beda kompetisi, beda negara, beda benua, tentunya memiliki perbedaan yang sangat jelas dalam gaya bermain di masing-masing liga domestik.
Ambil contoh pada tiga liga elite Eropa tertinggi, Liga Primer Inggris dikenal dengan gaya bermain mereka yang keras dan cepat, La Liga Spanyol mengutamakan teknik permainan yang rapi dan kekompakan tim, sementara Serie A Italia memiliki gaya bermain yang lebih sabar dalam membangun serangan, tetapi memiliki pertahanan yang kuat.
Lalu bagaimana dibandingkan dengan kompetisi di Asia, terutama di CSL? Percaya atau tidak, pastinya gaya bermain CSL jika dibandingkan dengan tiga liga elite Eropa tersebut memiliki kualitas di bawahnya.
Beberapa contohnya adalah duel fisik, jika di Eropa mungkin duel fisik seperti sentuhan badan (body contact) tidak terlalu dianggap sebagai pelanggaran, jika di CSL bisa saja dianggap pelanggaran.
Selain itu, faktor cuaca dan arah angin yang dapat memengaruhi kualitas sang pemain. Kondisi ini tentunya dapat mengurangi kualitas permainan si pemain.
Mereka yang sudah terbiasa bermain keras atau memiliki tendangan yang akurat di Eropa, belum tentu mereka dapat melakukannya di CSL. Situasi ini tentu membuat mereka harus beradaptasi lagi dengan keadaan tersebut.
Tentu akan menjadi sebuah masalah, jika nantinya mereka akan kembali di Eropa. Kualitas mereka pastinya akan berkurang, jika dibandingkan saat mereka masih menjadi rebutan klub-klub elite tersebut.