Nicholas Pambudi: Belajar di Barcelona untuk Timnas U-19
Nicholas menyatakan sempat merasa terasing dan sedih saat berada di Spanyol, pasalnya itu merupakan kali pertama dirinya jauh dari orang-orang terdekat. Namun, sekarang pemuda jebolan SSB Arsenal dan JFA Halim tersebut mulai betah dan menikmati kariernya di Negeri Matador.
"Satu bulan pertama itu sedih banget karena tidak ada teman, kemudian kangen keluarga. Tetapi setelah 4 tahun di sana sudah berkurang, masih kangen tapi tidak kaya dulu lagi," tutur Nicho.
"Saya sekarang menikmati dan happy-happy saja, karena tidak pernah ada cedera yang menghabiskan waktu lama. Kalau cedera itu paling satu minggu," tambahnya.
Situasi di lapangan dan akademi tempat Nicholas menimba ilmu membuat anak pasangan Hernoto Teguh Pambudi dan May Pambudi itu semakin betah. Tidak adanya kesenjangan atau jarak antara pemain dan pelatih membuat Nicho cukup mudah menyerap ilmu sepakbola yang diberikan.
"Kalau di Spanyol lebih bebas dan pemain jadi kaya teman dengan pelatih, jadi kita panggil dia dengan namanya saja," ujar Nicho yang mengaku lebih sering dipanggil Pambudi saat di Spanyol.
"Satu perbedaan yang saya ingat itu, dulu kalau di sini (Indonesia) habis tanding latihan normal di hari esoknya. Tapi kalau di Spanyol kalau selesai tanding, besoknya latihan recovery saja, jadi lebih ringan biar tidak cedera di latihan berikutnya," lanjutnya.
Bagi Nicho, pengalaman di Spanyol memang tak terlupakan. Namun, kenangan akan teman-temannya Indonesia tak bisa hilang begitu saja. Di Spanyol, rekan-rekannya selalu berganti di tiap musim, lantaran mereka datang dan pergi saat musim berakhir.
"Saat di Spanyol saya rindu dengan teman-teman di Indonesia, soalnya di Spanyol teman itu datang kemudian pergi, seterusnya begitu. Soalnya tim bola jadi setiap session itu ganti teman. Kangen main bola, main sepeda, jalan-jalan bareng teman di sini (Indonesia)," urai Nicho.