4 Nahkoda Wanita di Sepakbola Nasional Selain Ratu Tisha

Minggu, 9 Juli 2017 12:33 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Galih Prasetyo
© Gema Trisna Yudha/INDOSPORT
undefined Copyright: © Gema Trisna Yudha/INDOSPORT
undefined
Sicilia Setiawan

Jika Esti Puji Lestari menjabat sebagai pemilik klub sepakbola, maka lain halnya dengan gadis cantik atas nama Sicilia Setiawan. Meski sempat berhubungan langsung dengan sepakbola konvensioanl (lapangan besar), mojang Bandung itu akhirnya memilih menggeluti olahraga si kulit bundar di cabang futsal sebagai pelatih.

Sicilia Setiawan  merupakan satu-satunya perempuan yang menjadi pelatih aktif di kompetisi futsal Tanah Air dengan menangani tim putri Football Plus Bandung. Ia juga menjadi satu dari tiga wanita Indonesia yang menjadi pelatih futsal dengan lisensi AFC.

Awalnya Sicilia hanya bekerja sebagai staf finance di bagian keuangan di Football Plus. Namun ketertarikannya terhadap olahraga si kulit bundar dan anak-anak membuatnya merambah dan mau menangani tim Football Plus Bandung yang berkonsentrasi pada pembinaan anak-anak dan remaja pada awal 2015 lalu.

Kepada INDOSPORT, Sicilia mengaku mengikuti tiga level program pelatihan untuk menjadi pelatih sepakbola, yang diadakan Football Plus, tahun itu. Ia juga turut serta dalam program pelatihan World Coaches yang diselenggarakan Asosiasi Sepakbola Belanda (KNVB). Terakhir, pada 18-19 Maret lalu, ia juga mengikuti pelatihan berlisensi AFC Level 1, dan masuk dalam empat besar peserta terbaik.

Prestasi yang diraih oleh Sicilia Setiawan pun terbilang sangat bagus. Ia berhasil membawa tim binaannya sukses meraih tiket untuk tampil di kompetisi kasta tertinggi futsal putri, Women Pro Futsal League (WPFL) 2017. Namun Football Plus yang menjadi runner up Liga Futsal Nusantara (LFN) 2017, melepas kesempatan tersebut karena tim kesulitan membagi waktu (rata-rata pemain binaan Sicilia masih duduk dibangku SMA) dan finansial yang belum stabil.

Sicilia memang berharap perempuan-perempuan lain juga mengikuti jejaknya untuk mengeksplorasi bakat dan talenta yang dimiliki. Menurutnya, banyak perempuan Indonesia yang memiliki potensi untuk lebih berprestasi, tak muncul, karena perasaan malu. Padahal, ia yakin, para perempuan Indonesia bisa melakukan hal-hal yang tak kalah dibanding laki-laki.

582