Merekam Tapak Jejak Islah The Jakmania dan Bobotoh
Sebuah masalah muncul dalam penyelenggaraan final Piala Presiden 2015 antara Persib Bandung melawan Sriwijaya FC, yang dijadwalkan berlangsung pada Minggu (18/10/17). Pasalnya, lokasi pertandingan adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta.
Hal tersebut pun menimbulkan polemik lantaran ada SUGBK merupakan markas dari Persija Jakarta. Tidak ingin, 'kampungnya' dijadikan lokasi final oleh Persib yang merupakan musuh bebuyutannya, Jakmania pun beramai-ramai menyerukan larangan Persib bertanding di GBK.
Berbagai upaya pun dilakukan pihak kepolisian agar tidak terjadi kericuhan di partai final Piala Presiden 2015. Salah satunya dengan cara mengumpulkan kelompok pendukung Persija dengan kelompok pendukung Persib.
Hal tersebut pun terjadi pada Jumat (16/10/17), dua hari sebelum babak final dimulai. Bertempat di Mapolres Bekasi Kabupaten sekitar 60 suporter Persija dan Persib berkumpul untuk berikrar menjaga ketertiban sebelum dan sesudah laga Piala Presiden 2015.
"Kita meminta kedua suporter dapat menjaga kondusif Kab. Bekasi menghindari bentrok, berdamai tidak saat ini saja, tetapi berdamai kedepan untuk selamanya" ujar Kombes Pol Awal Chairuddin seperti dikutip dari Urban Cikarang.
Namun, kenyataan di lapangan berbanding terbalik. Ratusan pendukung Persija beratribut berwarna oranye membentangkan sejumlah spanduk yang berisikan penolakan mereka terhadap Persib untuk tidak bermain di GBK.
Tak hanya itu, di media sosial juga terpampang sejumlah tulisan-tulisan bernada kebencian dan himbauan untuk melakukan tindakan kekerasan. Dari pihak pendukung Persib sendiri juga melanggar perjanjian damai karena terlihat melempar flare ke arah polisi yang bertugas.