Saga transfer Neymar dari Barcelona menuju Paris Saint-Germain membuat Asosiasi Sepakbola Uni Eropa (UEFA), ikut mengeluarkan pernyataan mereka. Hal tersebut tak lepas dari harga sang pemain yang dinilai terlalu berlebihan, yakni 222 juta euro.
Kini UEFA dikabarkan tengah memantau aktivitas yang akan dilakukan oleh manajemen PSG perihal harga Neymar. Walau begitu, UEFA tidak melarang untuk memboyong Neymar dengan harga tersebut, asalkan tidak melanggar Financial Fair Play (FFP) yang diterapkan.
“Hingga kini kita tidak menerima komplain dari manapun perihal transfer Neymar,” ucap pernyataan resmi UEFA, dikutip dari BBC.
“Sama seperti klub Eropa lainnya, PSG harus respek dengan FFP. PSG harus membuktikan bahwa mereka tidak mengalami kerugian 30 juta euro dalam tiga tahun. Potensi akan kerugian tersebut meningkat bila mereka membeli Neymar dengan harga klausul kontrak sang pemain,” tambahnya.
“Sulit untuk menilai karena kami tidak tahu apa rencana sebenarnya PSG. Mereka bisa menjual sejumlah pemain dengan harga kurang lebih sama. Setelah itu barulah kami bisa mengkalkulasi apakah mereka melanggar aturan atau tidak,” tuturnya.
"Jelas beberapa klub pasti memahami akan aturan ini. Fakta bahwa utang klub-klub Eropa menurun dari 1,7 miliar euro di tahun 2011 menjadi kurang dari 300 juta euro menjadi bukti bahwa FFP memberikan dampak yang positif,” tutupnya.
Sebelumnya, LFP selaku operator La Liga mengabarkan tidak akan membiarkan transfer Neymar dari Barca ke PSG benar-benar terealisasi. Sebab, kontrak Neymar di Camp Nou masih menyisakan masalah, yakni soal pajak dan pencucian uang.
“Meski PSG tidak membayarkan minimal pembelian seperti dalam kontrak Neymar di Barcelona, kami (LFP) akan menolaknya," tegas Javier Tebas, Presiden LFP dikutip Sport.