Sriwijaya FC gagal mengamankan tiga poin saat menghadapi Perseru Serui dalam laga tunda pekan ke-12 Gojek Traveloka Liga 1 2017 di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Rabu (02/08/17). Pada laga itu, Laskar Wong Kito hanya bermain imbang 0-0.
Hasil ini tak membuat Sriwijaya FC beranjak dari peringkat ke-15 klasemen sementara Liga 1 di akhir putaran pertama. Tim asal Kota Palembang itu mengakhiri putaran pertama dengan koleksi 21 poin.
Sementara Perseru yang berhasil mencuri satu poin, kini berhasil mengemas 15 poin dan berada di peringkat ke-16. Pada laga itu, Sriwijaya FC sendiri gagal memanfaatkan peluang emas dari titik penalti.
“Ini bukan harinya Sriwijaya FC. Penalti dan peluang yang gagal berbuah gol, inilah sepakbola,” ucap Caretaker Sriwijaya FC, Hartono Ruslan.
Tapi terlepas dari itu, pelatih asal Solo ini tak membantah jika serangan yang dilancarkan anak asuhnya tidak bervariasi dan monoton. Serangan yang dibangun Laskar Wong Kito dengan mudah bisa dibaca. Hal itu tidak lepas dari absennya Hilton Moreira dan Tijani Belaid.
Absennya Hilton karena akumulasi sedikit membuat serangan Sriwijaya FC kurang gereget. Selain itu, tak adanya Tijani yang menikah ke negaranya juga sangat berpengaruh. Tapi, tim besutannya harus terbiasa dengan kondisi ini, sekalipun Tijani tak lagi kembali namun pemain yang ada harus siap.
“Kalau tak ada Tijani Belaid, kita akan utak-atik pemain yang ada. Pemain yang ada harus menjalankan peran gelandang serang dengan baik,” tegasnya.
Kehilangan dua pilar, ditambah Perseru yang bermain bertahan membuat anak asuhnya kesulitan. Pertahanan yang dibangun Boman dkk sangat kokoh dan sulit dibongkar oleh lini serang Laskar Wong Kito.
Hartono juga menyayangkan aksi para pemain Perseru yang terlihat lebih sering ‘tidur-tiduran’ di atas lapangan. Ia menyebut para pemain Perseru lebih gampang terjatuh meski hanya sedikit mengalami kontak fisik.
“Apalagi tadi banyak pemain yang tidur-tiduran di lapangan. Kontak fisik sedikit jatuh dan perlu perawatan. Saya heran kenapa pemain diajari demikian, itu tidak sportif,” katanya kecewa.
Hal itu memancing emosi pemain sehingga semakin membuat permainan tidak berkembang. Bahkan penonton yang menonton di tribun station pun tersulut emosi karena akting pemain Perseru yang selalu kelihatan cedera.
“Penonton saja emosi, apalagi pemain,” katanya.
Sementara itu, pelatih Perseru Serui, Agus Yuwono membantah jika banyaknya pemain yang melakukan akting cedera. Ia menegaskan bahwa aksi yang dilakukan anak asuhnya saat pertandingan bukan merupakan bagian dari strategi pelatih.
“Itu karena pemain kelelahan, kami menempuh perjalanan yang jauh dan jadwal pertandingan yang padat,” katanya.