Feyenoord Rotterdam, juara Eredivisie Belanda musim 2016/17, berhasil keluar sebagai juara Piala Super Belanda setelah mengalahkan Vitesse Arnhem melalui adu penalti. Namun, drama tak hanya terjadi di babak tos-tosan tersebut.
Bertanding di ajang yang juga dinamai dengan sebutan Johan Cruyff Shield, Jens Toornstra membawa Feyenoord unggul 1-0 di babak pertama. Eks Manchester United, Alexander Buttner, lalu menyamakan kedudukan melalui titik putih di menit 58.
Di gol kedua tersebut, lahirlah kejadian menarik yang dimaksud. Ketika itu, Karim El Ahmadi, pemain Feyenoord, menjatuhkan Tim Matavz di area terlarang, namun wasit Danny Makkelie tak bergeming dan melanjutkan pertandingan.
Bola dengan cepat dialirkan ke area pertahanan Vitesse melalui skema counter attack, dan Nicolai Jorgensen sukses menceploskan bola ke gawang. Sayang, ia telah berada di posisi offside dan gol pun dianulir.
Menariknya, pemain Vitesse lalu melakukan protes sesegera setelah bendera offside diangkat. Mereka meminta Makkelie untuk melihat kembali tayangan ulang atau video replay.
MAD: Vitesse penalty ignored...Feyenoord counter & score...referee uses VAR...penalty is given. 🙃🇳🇱
— SPORF (@Sporf) August 5, 2017
(🎥@FOXSportsnl)pic.twitter.com/hWOBoaKCYl
Setelah melakukan pengamatan dan menimbang-nimbang, akhirnya, alih-alih mensahkah gol Feyenoord, Makkelie malah menghadiahi penalti kepada Vitesse.
Beruntung bagi Feyenoord, meski Vitesse sanggup menyamai kedudukan dan memaksa laga dilanjut hingga babak penalti, anak asuh Giovanni van Bronckhorst itu sudahi perlawanan alot lawannya dengan skor 4-2.