3 Faktor yang Bikin Timnas U-22 Bisa Sabet Emas SEA Games
Kembang sepakbola Indonesia tengah merekah pasca sanksi yang dijatuhkan oleh FIFA. Indonesia menjalani masa-masa sulit saat tidak diizinkan untuk menggelar laga sepakbola resmi usai campur tangan pemerintah di federasi sepakbola kita.
Setahun di bawah sanksi, PSSI dan Pemerintah mulai berdialog mencari jalan keluar. Alhasil sebuah Kongres PSSI pun menjadi solusi untuk segera membenahi problem di ranah olahraga paling digemari warganya.
Salah satu momentum krusial adalah saat Indonesia berhasil melaju ke final Piala AFF 2016. Padahal saat itu langkah Skuat Garuda dipersiapkan dengan waktu terbatas.
Hal ini memacu PSSI untuk segera membangun skuat Timnas Indonesia yang lebih mumpuni. Tak tanggung-tanggung, Luis Milla didatangkan sebagai pelatih skuat senior dan U-22 Indonesia.
Milla sendiri memiliki curriculum vitae sebagai pelatih Timnas U-21 Spanyol. Bahkan Milla pernah membawa Matador Muda menjadi kampiun Euro U-21 di tahun 2011.
Misi ambisius pun dimulai kala Timnas U-22 dipersiapkan pada akhir Februari 2017 silam. Targetnya sudah jelas, membawa emas pulang ke bumi pertiwi.
Laga-laga Timnas Indonesia baik senior maupun junior pun kembali menjadi menarik untuk disimak. Lihat saja bagaimana antusiasme para pendukung saat menyaksikan laga Skuat Garuda di berbagai kelompok usia.
Gaung Piala AFF 2016 dan usaha merestorasi tata sepakbola nasional menjadi demam baru bagi para suporter. Hal ini sekaligus menekankan betapa pentingnya dukungan masyarakat untuk semangat juang Hansamu Yama dan kawan-kawan di lapangan.
Emas bisa berarti membayar lunas utang kepercayaan para pendukung yang kini dipikul para pemain Timnas Indonesia. Bukan hanya sekedar tugas negara dan instruksi lantang Sang Komandan.