Siapa yang tak kenal dengan Mbah Mijan? Pembina dan Penasihat Spiritual di BPPKB Banten ini eksis di jagat maya Twitter. Dirinya pun kerap kali menghiasi dunia sepakbola Tanah Air melalui komentar-komentar di Twitter pribadinya.
Tak terkecuali ketika anak asuh Luis Milla membungkam Myanmar dengan skor telak 3-1. Sempat tertinggal lebih dulu lewat gol Than Paing di menit 23, Skuat Garuda Muda berhasil membalasnya di babak kedua melalui Evan Dimas (55), Septian David (59), dan Rezaldi Hehanusa (77).
Kemenangan ini pun disambut baik oleh Mbah Mijan. Dirinya menyebutkan bahwa Timnas Indonesia memiliki masa depan yang bagus, dengan salah satu aset pentingnya ialah kedua kiper Timnas U-22 saat ini, Satria Tama dan Kartika Ajie.
Satria Tama dan Kartika Aji benar-benar Kiper masa depan timnas Indonesia, masih ada proses kematangan U-17 dan U-19 untuk masa mendatang.
— Mbah Mijan (@mbah_mijan) August 29, 2017
Hal tersebut memang bukanlah tanpa alasan. Keduanya tampil cemerlang di sepanjang keikutsertaan Timnas U-22 di SEA Games 2017.
Salah satu contoh nyatanya adalah kiper Satria berhasil melakukan beberapa penyelamatan penting, saat dikalahkan oleh Malaysia dengan skor tipis 0-1. Andaikan dirinya tidak bermain bagus, tentu Indonesia sudah kalah telak di depan ribuan pendukung Malaysia.
Sementara Kartika Aji juga tampil cemerlang ketika menggantikan Satria kala bersua Vietnam di Grup B. Kala itu, Kartika masuk menggantikan Satria yang mengalami cedera dan berhasil melakukan beberapa penyelamatan fatal, yang membuat skor berakhir imbang tanpa gol.
Selain itu, dirinya juga menyebutkan bahwa hukuman yang diberikan FIFA kepada PSSI pada 2015 lalu berdampak besar pada sepakbola Indonesia. Hal ini kemungkinan merujuk pada sikap baik PSSI dalam mendidik para talenta lokal mereka, di tengah-tengah hukuman liga yang dihadapi beberapa tahun lalu tersebut.
Banned FIFA untuk PSSI telah menjadi perubahan besar, terimakasih Menpora dan Terimakasih Presiden Indonesia, Perunggu untukmu #TimnasDay
— Mbah Mijan (@mbah_mijan) August 29, 2017
FIFA sendiri mencabut hukuman yang diberikan kepada Indonesia setahun setelahnya, yakni di bulan Mei 2016. Atas pencabutan tersebut, Indonesia dapat mengadakan kompetisi liga hingga kini.