Belum pecahnya dahaga gelar juara bagi Timnas Indonesia, mendapat simpati dari para legendanya. Berganti pelatih sampai pemain, Skuat Merah Putih tetap saja belum mampu keluar dari status spesialis runner up, seperti di Piala AFF 2016 lalu.
Gelar yang didapat Timnas senior untuk kelima kalinya, setelah di tahun 2000, 2002, 2004, dan 2010. Prestasi itu pun menjalar ke Skuat Timnas U-23, yang menempati runner up di SEA Games 2011 dan 2013.
Hanya Timnas U-19 yang lebih baik dari sisi prestasi, setelah di masa Evan Dimas mampu mengangkat trofi Juara Piala AFF 2013 di Sidoarjo. Prestasi itu pun kembali akan diperjuangkan Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan di Myanmar dengan besutan Indra Sjafri.
Budi Sudarsono pun ikut bersuara dan memberikan sedikit ulasannya. Menurutnya, sepakbola Indonesia saat ini sudah jauh lebih baik dibanding eranya dulu, ketika selalu menghiasi Skuat Timnas sejak tahun 2001 hingga 2008 lalu.
"Dibanding zaman saya dulu, Timnas sekarang memang lebih baik dalam segi pembinaan pemain," beber striker yang berjulukan Si Piton tersebut saat berbincang bersama INDOSPORT di Stadion Brawijaya, Kediri, beberapa waktu lalu.
Budi pun menilai masalah sebenarnya mengapa Timnas belum bisa meraih gelar juara di level Asia Tenggara. Bukan soal kualitas atau mental, namun sistem pembinaan di level usia dini adalah kunci agar Timnas berprestasi.
"Ya memang pembinaan usia dini. Kalau dulu, pembinaan di level usia dini kan belum tertata dengan baik. Sekarang sudah bagus," tuturnya.
Bersama Timnas, Budi memang masuk dalam generasi yang belum merasakan trofi juara. Prestasi terbaik rekan seangkatan Bambang Pamungkas dan Elie Aiboy itu adalah menjadi runner up Piala AFF tahun 2002 dan 2004 serta semifinal di tahun 2008.
"Dibandingkan dengan Thailand atau negara Asia Tenggara lainnya, kita tidak kalah. Tapi ya gitu, larinya mau kencang atau biasa untuk lebih maju," imbuh mantan bintang Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, Persib Bandung , dan Persik Kediri tersebut.