Katanya sepakbola adalah olahraga yang bisa menyatukan rasa. Mungkin benar adanya. Namun saking eratnya, malah bisa terbawa perasaan. Gara-gara si kulit bundar, 2 negara ini pernah berperang dalam arti sungguhan! Mengerikan, ya.
Adalah El Savador dan Honduras. Dua negara dari Amerika Tengah ini tidak ada sekat jelas antara bola dan politik. Bagi mereka sepakbola adalah politik sehingga tak salah jika rivalitas di lapangan sampai dibawa-bawa ke tingkat pemerintahan. Hingga akhirnya pecahlah perang antar keduanya yang menelan 6000 lebih korban tewas dan 12 ribu lain luka parah. Perang baru berhenti 11 tahun kemudian!
Jadi, sebelum bertemu di lapangan hijau, kedua negara memang tengah bersengketa. Tahun 1968, di bawah kepemimpinan Presiden Lopez Arellano, Honduras diterpa krisis ekonomi. Pemerintahannya menuding krisis tersebut tercipta lantaran penduduk pendatang dari El Savador banyak yang menduduki paksa tanah milik warga mereka. Sekitar 300 ribu orang El Savador akhirnya diusir keluar dari Honduras, demikian seperti dilansir dari thesefootballtimes.co.
Kekerasan pada warga El Salvador yang masih nekat tinggal Honduras semakin menjadi. Mereka mengalami kekerasan dan Intimidasi. Semua semakin buruk ketika tim sepakbola kedua negara bertemu pada 1969 untuk mengikuti kualifikasi pra Piala Dunia 1970.
Saat itu di leg 1, pertandingan diadakan di Tegucigalpa, Ibukota Honduras. El Salvador menelan kekalahan hingga akhirnya seorang gadis negara itu bernama Amelia Bolanos yang tak terima tim kebanggannya kalah, bunuh diri dengan menembak kepalanya menggunakan pistol sang ayah. Berita ini menyebar seantero El Salvador bahkan presiden dan petinggi militer saat itu ikut di penguburan Amelia. Aroma balas dendam pada negara tetangga pun tak terbendung.
Di leg kedua El Salvador berhasil menang telak 3-0. Kerusuhan langsung pecah di perbatasan. Dua pendukung Honduras tewas, 150 mobil dibakar, dan pemandangan mengerikan lain. Karena dulu belum ada perhitungan selisih gol, maka pertandingan harus diadakan lagi untuk mencari pemenang. Meksiko ditunjuk menjamu kedua negara tersebut.
Di laga ketiga itu, El Salvador memang membuktikan kualitasnya. Mereka kembali menang dari Honduras dan berhak ikut Piala Dunia 1970. Namun mereka yang tak terima membuat situasi semakin panas.
Konflik sepakbola dan sipil menyatu. Mereka saling serang. Meluluh lantakkan seluruh persendian dan hajat hidup masyarakat banyak seperti kilang minyak hingga bandara. Semua rata. Perang terus berlanjut hingga akhirnya kedua negara kehabisan amunisi dan beruntung tak ada yang menjualnya ke mereka.
Akhirnya, difasilitasi oleh Amerika Serikat, kedua negara sepakat damai pada 30 Oktober 1980. Konflik benar-benar tak ada lagi sejak presiden kedua negara bersalaman di perbatasan sebagai tanda damai selamanya pada 2006.