Usai kegagalan United States Man National Team (USMNT) untuk berlaga di Piala Dunia 2018 nanti, publik Amerika Serikat nampaknya harus mulai memberikan perhatian lebih pada timnas wanita AS. Pasalnya timnas pria AS kemarin baru saja dikalahkan oleh Trinidad dan Tobago dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2018.
Pasalnya, timnas wanita negeri Paman Sam itu rupanya menyumbang lebih banyak prestasi bagi negara mereka. Juara tiga kali dalam Piala Dunia menjadi salah satu prestasi yang telah dicapai oleh para wanita perkasa ini.
Really crazy idea: let's try investing more money in the U.S. Women's National Team BECAUSE THEY ACTUALLY WON THE WORLD CUP.#USMNT
— Charles Clymer🏳️🌈 (@cmclymer) October 11, 2017
Pada 1991, timnas wanita AS berhasil menundukkan Norwegia dalam gelaran Piala Dunia di China. Lewat adu penalti pada 1999, mereka juga berhasil menundukkan China dengan skor 5-4. Dua tahun yang lalu, mereka pun keluar sebagai juara Piala Dunia usai mengalahkan Jepang 5-2.
Tak hanya di Piala Dunia, timnas wanita AS juga berhasil meraih enam kali juara Piala CONCACAF tahun 1991, 1993, 2000, 2002, 2006, dan 2014 lalu.
"Wanita mencari kesetaraan di tengah para pria yang kekurangan ambisi," nampaknya menjadi kutipan Marilyn Monroe yang pas untuk menggambarkan perbandingan antara timnas pria AS dengan timnas wanita negara tersebut.
They’re also far more popular than the men’s team! https://t.co/kknvxJKijI
— Shawn-Z (@ShawnSRocks) October 11, 2017
Hingga kini, banyak pemerhati kesetaraan yang masih terus memperjuangkan kondisi para pemain wanita dari timnas negara yang dipimpin oleh Donald Trump tersebut.
Pasalnya, terkait urusan gaji para pemain timnas wanita nyatanya tidak setara dengan yang didapatkan oleh para pemain timnas pria di negara tersebut.
Jika dilihat dari sisi konsekuensi yang dihadapi oleh pemain timnas wanita AS, tentunya akan sama saja dengan kemungkinan buruk yang terjadi pada para pemain pria saat mereka tengah berlaga.
Para pemain wanita AS tahu karier mereka bisa saja berakhir ketika menghadapi cedera saat berlaga. Hal itu yang kemudian memerlukan perhatian lebih atas kesejahteraan para pemain wanita tersebut.
Dilansir The Nation, para pemain wanita AS bahwa diperlakukan bak bintang rock oleh masyarakat China ketika mereka berlaga di sana dalam ajang Piala Dunia pada 1999 silam.
Dibandingkan sambutan besar yang mereka dapatkan dari masyarakat Negeri Tirai Bambu itu, dalam penerbangan selama 52 jam kembali ke Amerika, justru mereka hanya menemukan tiga orang menunggu mereka di Bandara John F. Kennedy.