Beberapa musim lalu, Liga Indonesia U-21 bisa dibilang sebagai panggung pemain muda untuk mempertontonkan aksinya. Selain itu, kompetisi level usia itu juga menjadi ajang untuk mematangkan pemain sebelum akhirnya benar-benar layak berada di tim utama atau senior.
Sayangnya, dalam dua musim terakhir tidak ada lagi gaung Liga U-21 dan diganti dengan kompetisi U-19 serta pemakaian regulasi U-23 yang pada akhirnya hanya bertahan sebentar dan dihapuskan.
COO PT LIB, Tigor Shalom Boboy.Keadaan itu pun membuat banyak pemain potensial cukup sulit (khusus umur 21) untuk mendapat jam terbang guna mematangkan permainannya. Sebut saja Gian Zola yang secara perlahan tersisih dari tim utama Persib Bandung dan masih banyak lainya.
Melihat hal itu, pihak PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator sepakbola Indonesia menyatakan akan mempertimbangkan untuk menggelar kembali Liga U-21 di musim depan. Hal itu sebagai wadah bagi pemain muda untuk mengembangkan diri.
Akan tetapi, semua keputusan akhir berada di tangan federasi sepakbola Indonesia atau PSSI.
"Saya merasa ada keberhasilan dari adanya Liga U-21, boleh dicek dari statistik yang ada. Kita harapkan ini bisa dirunning di musim depan, tetapi keputusannya tetap ada di PSSI," tutur Chief Operation Officer (COO) LIB, Tigor Shalom Boboy saat berbincang dengan INDOSPORT.
Pemain Arema FC tampak menjegal Gian Zola.Gian Zola merupakan jebolan Liga U-21."Kita akan menyampaikan atau mengajukan terlebih dahulu, nanti PSSI yang akan memutuskan atau merekomendasikan," sambungnya.
Sebagai informasi, di musim terdahulu, Liga U-21 nyatanya melahirkan sejumlah pemain bagus seperti Novri Setiawan (Persija), Vava Mario Yagalo (Persija), Henhen Herdiana (Persib Bandung), Teja Paku Alam (Sriwijaya FC), Hanif Sjahbandi (Arema FC), Abdul Aziz (Borneo FC), Dedi Kusnandar (Persib Bandung), Fandi Eko Utomo (Madura United), Lerby Eliandri (Boreno FC), dan masih banyak lainnya.