Petojo ke Taman BMW: Persija Butuh Stadion, Pak Anies!
Stadion IKADA dalam sejarahnya merupakan pusat dari kegiatan masyarakat utamanya olahraga hingga aktivitas pasar Gambir. Persidja berkandang di Stadion IKADA pada tahun 1950.
Sebelum berdirinya Stadion Utama Gelora Bung Karno, Stadion IKADA adalah stadion terbesar yang dimiliki Indonesia ketika itu. Persija yang dulu berkandang di Pulo Piun pun memanfaatkanya sebagai kandang maupun sebagai tempat menggelar kompetisi internal, utamanya pertandingan final.
Di dekade 1950-an (paska kemerdekaan), Persija hanya pernah sekali merebut gelar juara nasional, yaitu di tahun 1954. Gelar di tahun 1954 itu juga merupakan satu-satunya gelar juara yang diraih Persija selama berkandang di Stadion IKADA.
Gelar juara yang didapatkan Persija di IKADA pada 1954 sendiri tidak biasa. Di pertandingan final, Persija bertemu dengan PSMS Medan. Dalam pertandingan tersebut, tim Persija dan PSMS terlibat cek cok sampai menuju baku hantam hingga tim PSMS memutuskan mundur dengan skor kemenangan 2-1 untuk Persija dengan masih menyisahkan waktu.
Pada 1961, Presiden Soekarno memutuskan untuk menggunakan lahan Stadion IKADA sebagai tempat pembangunan Monumen Nasional (Monas). Dengan begitu, Persija pun tak lagi berkandang di Stadion IKADA.