Semen Padang untuk kali pertama mampu merasakan tiga poin, setelah sebelumnya selalu gagal meraih kemenangan di 13 pertandingan terakhir mereka. Akibatnya, Kabau Sirah hingga kini harus berjuang untuk menghindari zona degradasi, dengan duduk di posisi ke-15 klasemen sementara Gojek Traveloka Liga 1.
Kemenangan kembali mereka raih ketika menjamu Perseru Serui di Stadion Haji Agus Salim, Padang. Bermain di depan ribuan pendukungnya sendiri membuat mereka bermain penuh dengan keyakinan, dan sukses mengandaskan Perseru dengan skor telak 3-1.
- Arema Bertekad Balaskan Dendam ke Persipura di Stadion Mandala
- Tiba di Korea Selatan, Ini Hal Pertama yang Dilakukan Penggawa Timnas U-19
- Dukungan Suporter Buat Pelatih Semen Padang Merinding
- Jelang Bentrok Lawan Persiba, MU Dihinggapi Kabar Buruk dan Kabar Baik
- Bawa Tim Lolos dari Degradasi, Marquee Player PS TNI Berikan Pembuktian
Di laga tersebut Vendry Mofu membuka keunggulan di penghujung babak pertama. Agung Prasetya tampil sebagai bintang dengan mencetak dua gol masing-masing di menit 57 dan 61. Sementara gol hiburan kubu tamu dicetak oleh Lukas Mandowen di menit 65.
Tiga poin ini kembali menghidupkan asa anak asuh Syafrianto Rusli untuk bertahan di kompetisi Liga 1. Pasalnya, Semen Padang berhasil melangkahi Perseru Serui yang sebelumnya berada di posisi 15, posisi terakhir untuk terhindar dari zona degradasi.
Selain itu, ada sorotan lain di balik kemenangan klub kebanggaan Kota Padang ini. Hadirnya ‘pocong’ di tribun penonton Stadion Haji Agus Salim disinyalir menjadi ‘jimat’ untuk Vendry Mofu dkk memenangkan pertandingan tersebut.
Namun tentunya ‘pocong’ yang dimaksud bukanlah ‘pocong’ yang sesungguhnya, melainkan seorang kakek berkacamata yang dibalut pada bagian kepalanya seperti pocong, dengan kain putih yang menyelimuti seluruh tubuhnya.
Kakek tersebut hadir bersama dengan ribuan pendukung Semen Padang yang memadati setiap sudut Stadion Haji Agus Salim. Kehadiran mereka pun sempat mendapatkan pujian dari Syafrianto Rusli, yang mengatakan dirinya sempat merinding.
“Saya sampai merinding mendengar teriakan suporter dan saya mengucapkan beribu-ribu terima kasih karena telah membantu kami sebagai pemain ke-12 dalam tim, sangat luar biasa. Apresiasi yang tinggi dari masyarakat yang tak henti-hentinya memberikan dukungan terhadap kami,” jelasnya.
Syafrianto menegaskan, dengan besarnya dukungan dari masyarakat Sumbar itu menunjukkan tidak ada yang ingin melihat Kabau Sirah sampai turun kasta ke Liga 2 musim depan.
“Surprise bagi saya, artinya dengan bergitu banyak masyarakat yang menyaksikan menunjukkan keinginan masyarakat yang tidak mau melihat tim terdegradasi sangat luar biasa,” katanya.
Sekadar informasi, untuk menghindarkan tim dari ancaman degradasi di akhir musim, manajemen Semen Padang memilih untuk menggratiskan tiket masuk untuk tribun terbuka bagi suporter yang menggunakan baju warna merah.
Sedangkan bagi yang menggunakan baju selain merah hanya dipungut biaya sebesar Rp5.000. Hal itu terbukti memberikan pengaruh besar terhadap animo masyarakat yang kemudian memadi stadion Haji Agus Salim, Padang.