Mulai Rancang Liga Musim Depan, PSSI Soroti Maraknya Kasus Komdis

Selasa, 31 Oktober 2017 14:21 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Agus Dwi Witono
© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT/Liga 1
Logo Liga 1. Copyright: © Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT/Liga 1
Logo Liga 1.

Federasi Sepakbola Indonesia, PSSI, menyatakan sudah mulai menyusun konsep baru untuk liga musim depan. Ada satu hal yang menjadi sorotan dan akan menjadi evaluasi lebih, yaitu mengenai maraknya pelanggaran yang terjadi baik di Liga 1 maupun Liga 2. 

Ketua Komite Eksekutif Bidang Kompetisi PSSI, Yunus Yusi, menyatakan cukup heran kenapa di sepanjang musim ini banyak sekali laporan yang masuk ke Komisi Disiplin mengenai pelanggaran yang dilakukan klub-klub peserta. 

© Ian Setiawan/INDOSPORT
Perselisihan antara pemain PSBK Blitar melawan Persewangi Banyuwangi. Copyright: Ian Setiawan/INDOSPORTPerselisihan antara pemain PSBK Blitar melawan Persewangi Banyuwangi.

Oleh karena itu, di musim depan akan ada regulasi baru yang harus memberikan efek jera bagi para pelaku pelanggaran. Hal itu memang tidak mudah dilakukan, namun jika dijalani secara perlahan, PSSI yakin jumlah pelanggaran bisa ditekan.

"Kami sudah menyusun konsep kompetisi untuk musim depan. Seperti Komdis, dari hari ke hari malah kasus semakin meningkat, bukan menurun. Ini kan berarti tidak ada efek jera, dan ini yang coba kami evaluasi," tutur Yunus.

"Efek jeranya seperti apa? Tentu ini harus kami sesuaikan dengan regulasi. Kami berharap apa yang terjadi saat ini tidak terjadi lagi di musim depan. Kami sampaikan bahwa dari Senin ketemu Senin, PSSI dan liga tak ada rehat. Kami memiliki aktivitas yang begitu padat, jadi mudah-mudahan di tahun berikutnya (pelanggaran) bisa diminimalkan. Memang tidak mudah tetapi butuh pekerjaan yang serius dari kami," sambung dia.

Sebelumnya, PSSI juga menyatakan kompetisi musim depan kemungkinan masih menggunakan wasit asing. Selain itu pascaselesainya Liga 1 dan Liga 2, PSSI juga mempertimbangkan untuk kembali menggelar ajang Piala Presiden seperti yang dilakukan pada 2015 dan 2017.

77