Persis Solo mengaku bahwa nilai fair play sudah sangat susah diterapkan di Liga 2. Banyaknya oknum yang mencoba 'bermain' dan menodai nilai-nilai fair play kerap terjadi sepanjang kompetisi.
Hal ini seperti terlontar dari pelatih Persis Solo, Freddy Muli. Bagi Freddy Muli memang perhelatan Liga 2 sudah sangat jauh dari permainan jujur.
Pelatih Persis Solo, Freddy Muli.Freddy juga mengamini terkait sentilan pedas Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi terkait penyelenggaraan Liga 2. Edy sempat mengeluhkan bahwa banyak oknum yang bermain di Liga 2.
"Terkait pernyataan Ketum PSSI itu kan memang sudah dari pengamatan di mata ketua federasi. Mungkin juga memang betul, ya seperti Ketum bilang pasti sudah dapat masukan bahwa Liga 2 penuh dengan intrik," ucap Freddy saat dihubungi INDOSPORT, Rabu (01/11/17).
Seorang pemain Persis Solo harus tergeletak di pinggir lapangan."Memang bukan ada mafia, tapi kalau dilihat dari fair play is my game sangat susah jalannya sebab masih ada permainan tersebut. Tapi kita harus hargai pernyataan ketum sebab kemungkinan itu banyak yang bermain di Liga 2," jelas dia.
Kini pelatih 55 tahun itu memiliki harapan dalam perhelatan babak delapan besar nanti. Pelatih yang sebelumnya menangani PSS Sleman hingga babak 16 besar ini berharap ada perubahan khususnya di pengadil lapangan.
"Kita sebagai owner dan pembina semoga tetap fair play dan rule peraturan berjalan dengan baik. Lalu pihak-pihak pengadil di lapangan buatlah perubahan yang baru. Kasihan Pak Ketum kalau sendiri bekerja untuk perbaiki hal ini. Makanya kita harus support. Bagaimana bisa berubah kalau kita tidak support," tutup dia.
Persis Solo sendiri akan tergabung bersama tiga klub lainnya di babak delapan besar. Klub berujuluk Laskar Samber Nyawa ini akan menantang PSMS Medan, Martapura FC, serta Kalteng Putra. Mereka akan bermain di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang.