Tim Nasional (Timnas) Maroko dipastikan mendapat satu tiket untuk berlaga di Piala Dunia 2018 usai mengalahkan Timnas Pantai Gading pada laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Afrika Grup C. Di laga yang berlangsung pada Minggu (12/11/17) dini hari WIB, Maroko berhasil mengalahkan lawannya dengan skor 2-0.
Masing-masing gol berhasil dicetak oleh Nabil Dirar pada menit 25 dan Medhi Benatia pada menit ke-30. Kemenangan itu pun membuat mereka berhasil menjadi pemuncak klasemen Grup C dengan raihan 12 poin dan mengamankan satu tempat di Rusia pada tahun depan.
Catatan positif yang ditorehkan itu mampu membuat mereka kembali tampil di kompetisi sepakbola akbar itu, sejak terakhir kali pada 1998 lalu.
Kepastian itu tidak hanya memberikan kesenangan untuk para pemain dan ofisial Timnas Maroko saja, tetapi juga para pendukung setia mereka. Sayangnya, selebrasi yang dilakukan oleh para suporter harus berubah dengan kekerasan di Brussel pada Sabtu waktu setempat.
- Dirayu 'Agen' Pogba, Griezmann Beri Sinyal Kuat ke Man United
- Kalahkan Ramsey, Pemain Malaysia Ini Raih Penghargaan Gol Terbaik Asia 2017
- Hebat, 2 Negara Ini Dipastikan Ikuti Piala Dunia 2018 untuk Pertama Kalinya
- Terisolasi dan Tuduhan Keji Perbudakan, Nasib Qatar Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022 Terus Terancam?
- Tambah Tiga Negara, Ini Daftar Negara yang Lolos ke Piala Dunia 2018
Melansir News18 (12/11/17), polisi anti huru hara dikirim untuk mengontrol pendukung yang diperkirakan mencapai 300 orang. Pihak kepolisian juga dikabarkan sampai menembaki meriam air untuk menghentikan kerusuhan tersebut.
Lebih lanjut dikabarkan oleh pihak kepolisian bahwa setidaknya ada satu mobil yang dibakar saat insiden itu terjadi. Kericuhan itu terjadi sekitar dua jam, yang mana dua jam pasca pertandingan berakhir di waktu setempat, situasi baru kembali tenang meskipun pihak berwajib masih melakukan patroli untuk memastikan ketenangan di wilayah setempat.
Sedikit informasi, wilayah Brussel itu sendiri mempunyai populasi penduduk Maroko yang besar. Dikatakan pula bahwa banyak penduduk Maroko yang tinggal di dekat distrik Molenbeek, yang dikenal secara internasional sebagai tempat persembunyian perencana serangan teror Paris pada 2015 dan di Brussels pada tahun lalu.