Starting XI Pemain U-23 Liga 1 yang Terlupakan
Gelandang Bertahan: Muhammad Arfan (PSM Makassar)
Jumlah 28 partai yang dilakoni Muhammad Arfan bersama PSM musim ini jauh meninggalkan rekan setimnya sesama pemain muda, Asnawi Mangkualam Bahar. Nama terakhir berstatus sebagai pemain Timnas U-19 dan U-22.
Di skuat PSM, Asnawani cuma 9 kali turun bertanding. Arfan sukses memanfaatkan perginya Asnawi ke Timnas dengan cerdas.
Bersama Marc Anthony Klok, Arfan menjadi nyawa lini tengah Juku Eja. Sehingga saat Asnawi pulang dari membela Timnas, pemain berusia 20 tahun tersebut telah mengunci posisi starter.
Hadiah dari kecemerlangan Arfan di musim ini adalah kesempatan mencicipi seragam Garuda. Dia menggantikan posisi Asnawi yang kali ini tidak diikutsertakan untuk melakoni laga uji coba.
Gelandang Tengah: Paulo Sitanggang (Barito Putera)
Namanya mulai terlupakan, tapi performa tetap garang. Tengok saja, Paulo Sitanggang berhasil mengoleksi 30 pertandingan bersama Barito Putera di musim ini.
Padahal, lini tengah Laskar Antasari, julukan Barito, penuh sesak dengan legiun asing dan pemain berpengalaman. Namun, fakta itu tidak menyurutkan tekad Paulo merebut posisi inti.
Bersama Douglas Packer dan Matias Cordoba, Paulo bahu membahu menggalang lini tengah Barito. Pemain berusia 22 tahun tersebut berhasil membawa klubnya mengakhiri musim di peringkat ketujuh.
Gelandang Sayap Kanan: Terens Puhiri (Borneo FC)
Terens Puhiri membuktikan bahwa keputusan Milla meninggalkannya untuk SEA Games 2017 adalah salah. Gelandang Borneo FC tersebut berhasil mempertontonkan permainannya hingga ke penjuru dunia.
Masih ingat dengan aksi sprint Terens ketika melawan Mitra Kukar pada pekan ke-31 lalu? Kualitas pemain berusia 22 tahun tersebut kini diakui oleh klub Eropa. Salah satu peserta Liga Kroasia dikabarkan tertarik untuk mencicipi kualitas Terens.
Selain kecepatannya yang mendunia, Terens juga memiliki torehan yang aduhai untuk ukuran pemain muda. Dia berhasil menyumbang 6 gol dan 9 assists dari 31 penampilan.
Gelandang Serang: Muhammad Fahmi Al-Ayyubi (Persela Lamongan)
Tokcer di awal, namun melempem di akhir. Muhammad Fahmi Al-Ayyubi sedikit kurang bersinar saat regulasi U-23 dihapus.
Penyerang sayap Persela Lamongan berusia 22 tahun itu begitu menonjol di paruh pertama musim. Mencetak tiga gol dari tujuh pertandingan awal menjadi bukti performanya kala itu.
Namun hingga akhir musim, catatan golnya hanya bertambah satu, menjadi empat. Fahmi pun mengakhiri musim dengan cedera. Tapi, pencapaiannya tetap perlu diberikan apresiasi.
Sebagai pemain muda, sekaligus tahun pertamanya berkompetisi di sepakbola profesional, perolehan Fahmi terbilang menjanjikan. Sekarang, tergantung bagaimana dirinya bersama Saddil Ramdani bisa menjadi ikon Persela di masa depan.
Gelandang Sayap Kiri: Friska Womsiwor (Persipura Jayapura)
Friska Womsiwor adalah simpanan emas Persipura Jayapura untuk masa depan. Setelah era Boaz Solossa, tim berjuluk Mutiara Hitam itu belum lagi menemukan penyerang setajam kapten tim mereka tersebut.
Pemain berusia 22 tahun tersebut tampil dalam 32 partai sepanjang musim. Perolehannya pun cukup oke untuk seorang pemain muda. Mencetak 7 gol dan 5 assists.
Persipura kini tidak perlu khawatir lagi memikirkan calon penerus Boaz. Sebab, Friska adalah harta berharga yang bakal cemerlang pada waktunya jika kualitasnya terus diasah dengan tepat.