Selain Ventura, Berikut 3 Pelatih Tergagal Italia di Era Milenial

Rabu, 15 November 2017 17:01 WIB
Penulis: Muhammad Adiyaksa | Editor: Galih Prasetyo
© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Deretan pelatih Italia, salah satunya Giovanni Trapattoni. Copyright: © Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Deretan pelatih Italia, salah satunya Giovanni Trapattoni.

Pernah dengar chants suporter Arema FC, Aremania dengan lirik “Apa kata dunia, Indonesia tanpa Arema?” Kalau iya, mungkin nyanyian tersebut juga cocok menggambarkan kondisi Tim Nasional (Timnas) Italia saat ini.

Kesebelasan berjuluk Gli Azzuri tersebut gagal lolos menuju Piala Dunia Rusia pada tahun depan. Lalu, “Apa kata dunia, Piala Dunia tanpa Italia?”

Italia adalah negara tersukses kedua di Piala Dunia dengan empat trofi. Sama dengan Jerman. Di atasnya, Brasil memimpin dengan lima gelar.

© -
Italia gagal melaju ke Rusia, Buffon meminta maaf. Copyright: -Italia gagal melaju ke Rusia, Buffon meminta maaf.

Piala Dunia bakal hambar tanpa Italia. Gli Azzuri memiliki pendukung yang loyal tersebar di berbagai negara. Tidak terbantahkan, semuanya karena calico di era 1990-an hingga memasuki 2000-an.

Indahnya permainan Serie A Italia merembet dengan banyaknya penggemar Gli Azzuri. Tentunya, skill aduhai para pemain turut memikat penonton sepakbola.

Italia mengakhiri Kualifikasi Piala Dunia 2018 dengan bercokol di peringkat kedua Grup G di bawah Spanyol. Dengan hasil itu, Gli Azzuri harus melewati babak play-off supaya dapat tampil di Piala Dunia.

Bertemu Swedia di babak hidup-mati, Gli Azzuri tampil letoy. Kalah 0-1 di kandang lawan plus skor kacamata di kandang, memupuskan harapan Italia melangkah ke putaran final turnamen empat tahunan itu.

Pada partai dua leg itu, pelatih Italia, Gian Piero Ventura, terus disorot. Penyebabnya, arsitek tua bangka tersebut tidak menurunkan dua pemain Napoli, Lorenzo Insigne dan Jorginho yang tengah on fire.

Insigne hanya bermain di akhir babak kedua saat pertemuan pertama. Pada leg kedua, winger mungil terrsebut dipaksa menjadi penghuni tetap bangku cadangan oleh Ventura.

Adapun Jorginho yang sama sekali tidak bermain di leg pertama, diturunkan sedari awal pertandingan pada partai kedua. Namun, kehadiran Jorginho tidak berdampak besar.

Membutuhkan kemenangan lebih dari satu gol, Ventura malah menggunakan formasi 3-5-2. Mubazir sekali bukan?

Kegagalan lolos ke Piala Dunia ini merupakan yang kedua kali untuk Gli Azzuri. Sebelumnya, Itali juga terkecilkan pada 1958 lampau. Entah kebetulan atau tidak, tuan rumah Piala Dunia pada saat itu adalah Swedia.

Skuat yang dipilih Ventura untuk melawan Swedia tidak begitu wah. Gianluigi Buffon, Leonardo Bonucci, Giorgio Chiellini, Daniele De Rossi, dan Marco Veratti memang menyandang pemain kelas wahid. Tapi lainnya? Tidak mendukung sama sekali.

Mungkinkah ini kesalahan pelatih dalam meramu strategi atau memang terbentur kualitas skuat yang ada? Tidak juga.

Pada 2008 lalu, Italia bermodalkan skuat pas-pasan saat mengarungi Piala Eropa. Langkah Gli Azzuri pun hanya terhenti di babak perdelapan final. Itu pun melalui adu penalti melawan Spanyol, yang keluar sebagai juara.

Sejak menggantikan Antonio Contes pasca Piala Eropa 2016 lalu, Ventura memainkan 17 partai. Dengan rincian, sepuluh kemenangan, empat seri, dan tiga kalah.

Tiga kekalahan Italia didapat dari Prancis (1-3), Spanyol (0-3), dan Swedia (0-1). Dari tiga partai itu, Gli Azzuri tidak berdaya melawan dua negara raksasa sepakbola.

Sampai dengan saat ini, Federasi Sepakbola Italia (FIGC) belum memberikan kabar apakah akan memecat Ventura atau tidak. Namun merujuk dari pencapaiannya, arsitek berusia 69 tahun gagal dalam mengomandoi Gli Azzuri.

Ternyata selain Ventura, Italia kerap kali keliru menunjuk pelatih. INDOSPORT mencoba menyajikan secara ringan tiga arsitek yang gagal membesut Italia di era milenial:

87