Arema FC tak menampik sedang mengalami krisis finansial saat ini. Meski terhitung kecil, namun krisis itu rupanya cukup membuat keuangan sedikit goyah dalam hal pemenuhan kebutuhan tim.
Hal itu pun membuat tim berlogo kepala singa itu buka suara atas belum dipenuhinya subsidi dari PT Liga Indonesia Baru (LIB). Kubu Arema FC menyatakan bahwa operator kompetisi Liga 1 itu belum memenuhi kewajibannya kepada Arema FC dalam dua bulan terakhir.
"Saya kira, tim lain juga mengalami hal ini. Kalau Arema, belum menerima subsidi itu sejak Oktober," General Manager tim, Ruddy Widodo, mengucapkan.
PT LIB memang berkewajiban membayarkan subsidi untuk setiap klub yang turun di Liga 1 sebesar Rp 600 juta setiap bulannya. Nominal itu adalah pembagian dari jumlah subsidi Rp6 Miliar yang dibagi sepanjang sepuluh bulan kompetisi.
Apabila dihitung sampai Desember 2017, Arema FC dan mungkin tim lain masih berhak menerima subsidi Rp1,8 Miliar. Jumlah itu masih bisa menggelembung, lantaran nilai total subsidi untuk setiap klub Liga 1 adalah Rp7,5 Miliar.
"Sedangkan sisanya Rp1,5 Miliar dibayarkan di akhir tahun. Itu juga belum ditambah dengan share rating tv," bebernya.
Imbas dari macetnya subsidi itu pun membuat Arema FC sedikit kelimpungan dalam pembiayaan tim. Terutama untuk kebutuhan sisa gaji para pemain sepanjang Oktober hingga November ini.
"Karena subsidi bagi kami saat ini adalah makanan pokok, bukan lagi vitamin. Meski sebenarnya keuangan masih ada, namun itu (kebutuhan gaji pemain) masuk pos lain," paparnya.
Maka dari itu, pihaknya berharap LIB segera tanggap dengan memenuhi kewajibannya. Ruddy beralasan bahwa seluruh kewajiban klub sudah dipenuhi dengan menuntaskan kompetisi.