Hooliganisme dalam sepakbola identik dengan perilaku buruk dan merusak yang dilakukan oleh para pecinta bola fanatik. Tindakan seperti berkelahi, vandalisme dan intimidasi pun diakui oleh asosiasi suporter sepakbola jadi bagian yang tak hilang dari kata Hooliganisme.
Tindakan-tindakan yang menjurus pada kekerasan fisik tersebut biasanya dilandasi oleh persaingan tim yang berbeda dan konflik bisa terjadi sebelum atau sesudah pertandingan sepakbola. Biasanya hooliganisme dilakukan jauh dari stadion untuk menghindari penangkapan oleh pihak berwenang, tapi ada juga konflik yang tak terhindarkan di dalam lingkungan stadion.
Zaman sekarang, teriakan dan perkelahian kecil seperti saling melempar botol kaca, batu, atau benda-benda padat lainnya, sudah masuk dalam kategori hooliganisme. Lebih ekstrem, biasanya sampai bentrokan yang memakan korban jiwa, baik itu suporter, warga bahkan polisi stadion. Jika terjadi hooliganisme ekstrem, biasanya pasukan anti huru hara turun tangan dengan gas air mata, kendaraan lapis baja, serta meriam air.
Beberapa penelitian terbaru, menyatakan bahwa hooliganisme sepak bola saat ini memiliki sebuah organisasi yang disebut sebagai firma. Firma disini bertujuan khusus untuk mengatur bentrokan dan secara fisik melakukan serangan kepada pendukung klub berbeda.
Kebanyakan kasus, orang-orang yang ada dalam firma Holigan biasanya merupakan orang-orang yang terbiasa dengan kekerasan, baik itu sebagai pelaku, korban atau hanya pengamat. Dari penelitian yang dilansir dari Foottheball.com, beberapa dari orang yang diwawancarai memang terbiasa dengan hooliganisme sepakbola sejak mereka bergabung dengan komunitas pendukung klub fanatik.
Secara perlahan kekerasan yang dilakukan oleh komunitas tempat mereka bergabung, membuat sebuah reputasi baru di jalanan. Tergabung dalam perkumpulan Hooliganisme, membuat mereka sering berhubungan dengan sejumlah orang yang memiliki catatan kriminalitas yang sangat buruk.
Masih dari penelitan Foottheball.com dengan orang yang pernah terlibat dalam aksi kriminalitas di bagian Utara Inggris, bisa disimpulkan beberapa kelompok hooliganisme melancarkan aksinya lebih terorganisir. Baik dalam laga-laga domestik dan internasional, mereka bisa meraup keuntungan dari tindak kejahatan, seperti distribusi obat-obatan terlarang. Reputasi buruk yang terbentuk akibat terlibat dalam kekerasan sepakbola, membuat para pengusaha berhubungan dengan para holigan untuk melancarkan bisnis gelap mereka, seperti pertukaran barang terlarang lewat pasar ilegal.
Biasanya firma-firma holigan sepakbola juga memberikan tawaran ideal kepada pengusaha lokal seperti mendistribusikan kokain atau obat-obatan terlarang lainnya. Malah, beberapa dari petinggi firma Holigan di bagian Utara Inggris, secara teratur membeli dan mengkonsumsi kokain. Mereka meyakini benda itu bisa meningkatkan kemampuan mereka bertarung kala bentrok dengan suporter lain.
Oleh karena itu, konteks hooliganisme sepakbola dan kejahatan terorganisir memiliki sebuah hubungan yang dekat, apalagi menyangkut beberapa hal berbahaya seperti yang dijelaskan di atas. Isu ini menjadi fokus untuk sepakbola Inggris, yang sudah mulai menolak keras aksi holigan di setiap laga-laga kompetitif.